Salin Artikel

4 Fakta di Balik Proyek Jalan Yogya-Wonosari, Belajar Terganggu hingga Terserang Batuk

KOMPAS.com - Para siswa dari dua sekolah dasar di Gunung Kidul terserang batuk dan alergi setelah debu dari proyek pembangunan jalan alternatif Yogyakarta-Wonosari, mengotori ruang kelas mereka.

Dua sekolah tersebut adalah SD Gading Asri dan SD Kanisius Beji Gading IV, Gading, Playen. Kondisi tersebut sudah dirasakan para siswa dan guru sejak dua bulan lalu.

Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR) Kabupaten Gunung Kidul berjanji untuk menindaklanjuti keluhan tersebut.

Berikut fakta yang terungkap dari kasus tersebut.

"Sejak dua bulan terakhir, kami terserang batuk terutama anak-anak. Silakan lihat ruangan kami diselimuti debu," kata Kepala Sekolah Gading Asri, Sunandarya saat ditemui di ruangannya, Jumat (5/10/2018).

"Ada beberapa yang sakit, terutama batuk, kemungkinan karena debu yang sampai masuk ke ruangan," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Yustina, salah satu guru SD Kanisius Beji.

"Upaya kami hanya menyediakan masker, itu pun namanya juga anak-anak, kadang dipakai kadang tidak. Selain itu, saat alat berat beroperasi anak-anak banyak yang ingin nonton, padahal itu jam belajar," kata Yustina.

Letak SD Kanisius Beji nyaris tak ada jarak dengan jalan atau lokasi proyek tersebut.

Sekolah tersebut memiliki 89 anak yang setiap harinya terpaksa menghirup udara tidak sehat.

"Sekolah kami nyaris tidak ada batas dengan lokasi proyek. Debu masuk ke ruangan kelas, udara terasa apek, mau bernapas terganggu. Anak-anak juga terserang batuk," kata Yustina, salah satu guru SD Kanisius Beji.

Sementara itu, salah satu murid di SD Gading Asri, Aufa (10), mengaku telah terserang batuk dan alergi.

"Batuk, kena alergi juga," katanya.

Selain memberikan masker bagi para siswa, pihak sekolah juga sudah melaporkan kondisi sekolah mereka ke Dewan Pendidikan Kabupaten Gunung Kidul.

Namun hingga saat ini masih belum ada tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Bahkan, salah satu orangtua murid, Harno, pernah mengusulkan untuk dilakukan penyemprotan agar mengurangi debu yang masuk ke kelas.

"Sudah kami bicarakan, tetapi hanya 2 kali. Kami minta dilakukan minimal 4 kali atau selama KBM," tuturnya.

Saat ditemui, Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR) Gunung Kidul, Wadiyana mengatakan, proyek pembangunan jalan di Gading, Playen berasal dari Pemerintah Provinsi DIY.

"Akan tetapi kami juga ada pengawas lapangan, nanti segera disikapi," katanya.

Seperti diketahui, Pemerintah DIY sedang membangun jalan alternatif Gading, Playen-Jembatan Nguwot, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari.

Proyek tersebut diharapkan mampu mengurangi kepadatan jalur utama Yogyakarta-Wonosari.

Sumber: KOMPAS.com (Markus Yuwono)

https://regional.kompas.com/read/2018/10/05/18054841/4-fakta-di-balik-proyek-jalan-yogya-wonosari-belajar-terganggu-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke