Salin Artikel

Cari Anaknya yang Hilang, Korban Gempa Palu Dapat Kabar Bayi-bayi Dibawa ke Poso

Bencana itu tentu saja menimbulkan luka bagi korbannya, termasuk orangtua yang kehilangan anak.

Salah satu korban bernama Taufik Dharmawan (35) membagikan cerita tentang dirinya yang terpisah dari anaknya akibat gempa. Kisah itu ditulis Taufik di media sosial Facebook pada Kamis (4/10/2018).

Saat gempa terjadi, dia sedang bertugas ke Morowali Utara. Dia pun pulang mendengar bencana yang menimpa rumahnya.

Gempa dan tsunami membuat Taufik kehilangan istrinya. Jenazah istrinya ditemukan Taufik di Rumah Sakit Undata, Palu.

Setelah itu, dia pun mencari ketiga anaknya. Setelah beberapa lama mencari, dia hanya menemukan dua anaknya.

"Sampai dengan sekarang saya belum menemukan anak ketiga saya, Elvander, laki-laki berusia 7 bulan," demikian yang ditulis Taufik.

Kabar dibawa ke Poso

Berbagai cara dilakukan Taufik untuk menemukan anak ketiganya. Salah satunya adalah dengan mengunggah foto dan meminta bantuan jika ada yang melihat Elvander.

Saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (5/10/2018), Taufik pun mengisahkan pencariannya.

"Saya sudah berusaha mencari ke beberapa posko, sampai hari ini belum ketemu," ujar Taufik.

Dia pun mengaku bahwa kisah mengenai pencarian anak ketiganya beserta foto yang diunggah di Facebook telah mendapat sejumlah respons. 

Dia mendapat kabar bahwa ada anak yang mirip Elvander, sesuai foto yang diunggah, dibawa ke Poso, Sulawesi Tengah. Namun, hingga saat ini dia belum menemukan titik terang.

"Kemarin saya lihat di post di Facebook yang mengabarkan ada anak mirip anak saya, katanya banyak bayi yang dibawa ke Poso," ujar Taufik.

Menurut kabar yang didapat Taufik, sejumlah bayi yang terpisah dari orangtuanya dibawa ke Poso karena pertimbangan kebutuhan susu. Palu yang luluh lantak karena gempa tak dapat menyediakan air bersih untuk dikonsumsi, terutama untuk kepentingan susu bayi.

Taufik mengaku tidak tahu menahu kebenaran informasi yang dituliskan pengguna Facebook tersebut.

Ia mengaku belum melaporkan berita kehilangan anaknya ke pihak Kementerian Sosial (Kemensos) maupun ke Sekretariat Bersama (Sekber) Perlindungan Anak di Palu.

"Belum melapor, soalnya kondisi di sana porak-poranda, sinyal juga tidak ada, bingung juga," ujar Taufik.

Saat ini, Taufik mengaku belum bisa ke Poso. Sebab, dia harus menjaga dua anaknya di rumah orangtuanya di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

"Saya membawa mereka ke tempat yang aman, yang ada listrik," ucap Taufik.

Tanggapan Kemensos

Saat dihubungi Kompas.com, Penanggung Jawab Media Center Kemensos untuk Penanganan Gempa Tsunami Palu-Donggala, Adhy Karyono mengatakan, pihaknya belum mengecek kebenaran berita perihal bayi-bayi yang dibawa ke Poso.

"Untuk ke Poso, saya belum cek lapangan. Saya kirim berita dan info ke posko rehabilitasi sosial di Palu untuk disebarkan ke jejaringan di Poso," ujar Adhy pada Jumat (5/10/2018).

Adhy juga menyampaikan, jika ada korban yang mencari anggota keluarganya bisa menggunakan bukti secara langsung untuk didata.

Adapun bukti langsung bisa berupa foto identitas dan fakta-fakta yang mungkin bisa membantu memperjelas keberadaan terakhir.

"Bisa juga melaporkan lewat telepon ke nomor 1500 771 dan akan dicatat petugas pelayanan sosial anak," ujar Adhy.

Update:

Taufik kini telah mendapat kabar bahwa bayinya, Elvander, telah meninggal dunia. Bayi Elvander diketahui meninggal bersama ibunya karena tertimpa bangunan.

.

.

.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/05/13475411/cari-anaknya-yang-hilang-korban-gempa-palu-dapat-kabar-bayi-bayi-dibawa-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke