Salin Artikel

Tiga Hari Hans Dengar Suara Putrinya Minta Tolong dari Reruntuhan Hotel Roa Roa, Makin Hari Makin Lemah...

"Sebenarnya saya minder saat anak saya mengatakan akan bekerja di Hotel Roa Roa," ujar Hans, Kamis (4/10/2018).

Namun keinginan kuat anaknya meluluhkan hatinya. Dia berpesan kepada Lesni agar menjadi pekerja yang berguna bagi sesama, bagi manajemen.

Kenangan indah bersama anaknya ini diungkapkan Hans saat pencarian Lesni di Hotel Roa Roa. Lesni diyakini masih hidup saat hotel ini runtuh diguncang gempa bermagnitudp 7,4 pada Jumat pekan silam.

Seluruh dari 8 lantai hotel itu ambruk ke bawah membentuk gunungan puing-puing yang saling tindih. 

Jumat sore itu adalah Jumat kelabu bagi Lesni dan seluruh yang ada di hotel ini, bahkan bagi semua orang yang merasakan kekuatan gempa ini.

Menurut penuturan teman Lesni yang sama-sama bekerja di hotel, lanjut Hans, saat kejadian, Lesni sedang melayani tamu mengantar kue dan kopi di sebuah kamar. Setelah pesanan diantar, Lesni minta izin ke toilet untuk buang air.

Kabar runtuhnya hotel mewah ini sampai ke telinga Hans di Palolo pada hari itu juga.

Istrinya sudah memintanya untuk segera ke Palu melihat anaknya. Hans yang asyik memberi pakan ikan di kolamnya segera bergegas.

"Tidak mudah melakukan perjalanan ke Palu. Jalan yang saya lalui rusak, antrean kendaraan di mana-mana," kata Hans.

Gempa kuat ini telah mengubah jalan aspal yang mulus menjadi terlipat-lipat dan patah. Dari Palolo, dia menerobos halangan ini demi anaknya yang belum diketahui nasibnya.

Saat di jalan, dia sempat bertemu teman anaknya. Wajah sedih yang ditunjukkan membuat hati Hans makin kacau.

"Ini tanda buruk," pikirnya dalam hati.

Bersambung ke halaman dua

 

.

.

.

Hari Sabtu keesokannya, dia langsung mencari Lesni. Hans tidak sendiri. Sejumlah keluarga tamu hotel juga sudah berada di lokasi. Mereka juga mencari-cari anggota keluarganya yang terperangkap.

"Dari dalam reruntuhan beton ini semua orang mendengar suara minta tolong. Itu suara Lesni, anakku!" kata Hans.

Suara ini yang menguatkan keyakinan hati Hans bahwa anak gadisnya masih hidup. Suara dari reruntuhan itu terdengar lagi.

"Papa, mama, tolong saya!" serunya.

Hans tidak mampu menahan kesedihannya. Di depan matanya yang hanya berjarak beberapa meter saja, dia tidak sanggup menolong anak.

Ingin rasanya dia singkirkan semua beton yang masih terangkai besi ini jauh-jauh agar bisa memeluk anak gadisnya. Sayangnya material beton dari bangunan 8 lantai ini terlalu kuat untuk ditembusnya.

"Pemilik hotel bilang saya harus bersabar dan dijanjikan menggunakan alat berat untuk mengeluarkan Lesni," ungkap Hans.

Pada hari Minggu keesokan harinya, suara Lesni masih terdengar dari balik timbunan beton.

"Tolong saya, saya orang Palolo," kata Hans menirukan suara anaknya.

Sejak tiga hari terkubur dalam puing beton, suara minta tolong makin mengecil dan melemah.
Setelah itu, tak terdengar lagi.

Keyakinan Hans

Hans masih berusaha untuk menolong Lesni. Dengan linggis di tangan, dia mencoba mencari celah untuk masuk melalui saluran pembuangan. Rambutnya sudah penuh debu, juga kaus dan celana kainnya ditempeli kotoran.

Usahanya ini masih jauh dari harapan. Dia hanya mampu menggali beberapa meter saja. Hans berharap alat berat yang digunakan Basarnas bisa segera menyingkirkan beton-beton ini.

"Saya berharap Lesni masih bisa diselamatkan, karena masih ada keajaiban di dunia ini" kata Hans.

Hans memang berbeda dengan keluarga korban lainnya yang duduk menanti di tenda, ia bekerja keras mencari cara agar bisa menyelamatkan gadis kesayangannya. Lesni adalah kebanggaannya, seperti 3 anak lelakinya.

Perjuangannya belum berakhir, ia berpacu dengan waktu. Dia percaya, anaknya masih hidup meskipun sekarang sudah tidak terdengar suaranya.

Hans yakin anaknya dalam penjagaan Tuhan di saat dia dan lainnya sedang berusaha menyingkirkan batangan tiang beton yang masih saling terkait. Berdoa dan berusaha ia lakukan untuk dapat meraih dan memeluk anak gadisnya.

"Saya mohon doanya agar Lesni dan korban lainnya segera ditemukan," pinta Hans.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/05/07001961/tiga-hari-hans-dengar-suara-putrinya-minta-tolong-dari-reruntuhan-hotel-roa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke