Salin Artikel

Polemik Tambang Parung Panjang, Ridwan Kamil: Saya Ingin Hentikan Kematian Warga

Kamis (4/10/2018) siang, ia mengumpulkan sekitar 50 pengusaha di kantornya untuk meretas persoalan yang bertahun-tahun tak kunjung menemukan solusi.

Emil mengaku akan mengawal masalah tambang di Parung Panjang hingga tuntas. Apalagi, dampak dari ragam masalah tambang Parung Panjang kerap menelan nyawa.

"Hari ini saya mengumpulkan lebih dari 50 pengusaha tambang di Kabupaten Bogor yang selama ini pola bisnisnya banyak mengakibatkan kerugian dari sisi sosial ke masyarakat. Saya mau tegas di sini, saya ingin menghentikan kematian warga saya," tuturnya. 

Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, dari laporan yang diterimanya lebih dari 100 warga meninggal akibat akumulasi masalah jalur tambang.

"Bulan lalu saja tujuh orang meninggal. Karena sistem manajemen pengelolaan yang kurang baik," ucap dia.

Langkah pertama, kata Emil, ia akan meregistrasi ulang jumlah perusahaan tambang di Parung Panjang. Setelah itu, ia akan merumuskan beragam aturan soal pola angkutan tambang dan aktivitas lainnya.

"Saya akan meregistrasi ulang perizinan di mana dalam perizinan itu ada pasal-pasal harus bikin kolam agar mobil tidak kotor, bersihin dulu baru keluar. Kemudian atap truk ditutup agar batu tak berlebihan dan jatuh, pengemudinya pakai SIM gak sembarangan," ujar Emil.

Ia juga membahas soal rencana pembuatan jalur khusus angkutan tambang sebagai solusi jangka panjang.

"Jalan ini terbagi dua, jalan biasa atau jalan tol. Kalau jalan tol berarti kiri kanan ditembokin seperti tol, truk yang masuk bayar atau jalan biasa, tapi apapun itu minimal fifty-fifty. Pemprov bebasin lahan, jalannya dikeroyok oleh 50 perusahaan ini," tuturnya.

"Jadi azasnya adil, kita ingin menunjukan Pemprov yang adil, bisnis silakan tapi jangan mengabaikan masalah keselamatan, lingkungan, dan sebagainya," ucap Emil.

Ia pun berencana kembali memanggil para pengusaha dua pekan mendatang untuk membahas lebih rinci soal solusi yang ditawarkan.

"Saya peduli kasus ini. Dalam manajemen saya, saya pilih masalah yang paling krisis ekstrem, yakni Citarum sama Parung Panjang. Maka saya kawal langsung," jelasnya.

Berantas Pungli

Diah, pemilik perusahaan tambang PT Mitra Sejahtera Mandiri, menyambut baik solusi yang ditawarkan Pemprov Jabar.

"Saya rasa usulan beliau sangat baik yang diutamakan supaya pengusaha tenang, masyarakat juga tenang, pemerintah juga bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Itu juga yang ditunggu pengusaha," ujarnya.

Salah satu usulan para pengusaha, sambung dia, meminta komitmen Pemprov Jabar memberantas masalah pungutan liar.

"Pungli sangat banyak, itu rahasia umum. Sepanjang jalan itu menampung hasil angkutan itu kan sudah ilegal, istilah Pak Gubernur berak batu, kalau bahasa lebih ekstrem pencurian muatan. Itu pungli di sana sehari ratusan juta," ujarnya Diah.

Dia menambahkan, kelebihan muatan jadi salah satu sumber masalah yang kerap menelan korban di jalur tambang.

"Di sekitar jalan sana sering terjadi kecelakaan. Kecelakaan itu timbul karena muatan berlebihan di situ kan ada pengawasan, kalau pengawasan dijalankan dengan baik semua, mungkin akan selamat. Karena itu semua pihak harus komitmen, bisa mengawasi dengan baik," tuturnya.

Ia pun menyanggupi jika para pengusaha turut mengeluarkan dana untuk membantu pembangunan jalur khusus tambang.

"Itu seharusnya, kalau memang semua pihak bisa kerja sama dengan baik dan komitmen baik dari aparat, masyarakat ASN. Ini masalah sudah jadi budaya di sana," ungkapnya.

"Dengan munculnya gubernur yang lebih peduli lagi ini kita harapkan komitmen Pak Gubernur bersama pengusaha menertibkan. Sehingga pengusaha bisa menjalankan usaha dengan baik," jelasnya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/10/04/17280441/polemik-tambang-parung-panjang-ridwan-kamil-saya-ingin-hentikan-kematian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke