Salin Artikel

5 Fakta Terbaru Tragedi Bus di Cikidang, Kritikan Jusuf Kalla hingga Sopir Akan Kabur

KOMPAS.com - Tragedi di jalur Cikidang-Pelabuhanratu menewaskan 21 orang dan puluhan penumpang lainnya luka-luka.  Sejumlah fakta terungkap dalam kasus tersebut, antara lain pernyataan polisi, jalur tersebut sangat berbahaya untuk dilalui oleh bus.

Lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti uji KIR kendaraan bus. Selain itu, usaha sopir untuk melarikan diri dari lokasi kejadian menarik untuk diamati.

Berikut sejumlah fakta terbaru terkait tragedi Jalur Cikadang-Pelabuhanratu.

Salah satu pemandu wisata rombongan karyawan PT Catur Putra Grup, Dendi Kinong (45), mengatakan, sempat memperingatkan MA, untuk tidak mengebut.  MA adalah sopir bus "maut" yang mengalami kecelakaan di tanjakan Letter S, Cikidang. 

"Saya melakukan pengawalan dari kawasan Peuteuy, sempat bertemu dengan sang sopir dan memperingatkan sopir agar tak ngebut karena kondisi jalan yang berkelok dan curam," kata Dendi di RSUD Palabuanratu, Sabtu (8/9/2018).

Namun, perkataan Dendi saat itu tidak diindahkan oleh pengemudi bus bernopol B 7025 SAG itu. Saat melintas di tanjakan Letter S, Cikidang, bus tersebut akhirnya bus terjun bebas ke jurang sedalam 30 meter.

Dalam penyelidikan polisi, MA diketahui adalah kernet bus yang diminta untuk menggantikan Fahrudin si sopir bus yang asli. 

MA (26) diminta Fahrudin alias Jahidi untuk menggantikannya memegang kemudi bus sesaat sebelum memasuki jalur Cikidang.

MA yang minim pengalaman pun tidak bisa mengendalikan laju bus saat melewati jalur ekstrim di Cikidang-Pelabuhanratu. Akhirnya, kecelakaan terjadi di tanjakan curam berbentuk huruf S.

Sebanyak 21 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka, termasuk MA yang mengalami patah tulang.

"Saat awal masuk, kondisi pasien mengalami luka pada beberapa anggota tubuhnya," ungkap Kepala Urusan Humas RSUD Palabuhanratu, Billy Agustian saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/8/2018).

"Pasien langsung masuk IGD dengan diagnosa patah tangan sebelah kanan, kaki mengalami disposisi, luka di kepala bagian depan," sambung dia.

MA (26) sempat ingin melarikan diri dalam kondisi luka patah tulang di tubuhnya. Alasannya, MA takut dihakimi massa yang saat itu mulau berdatangan ke lokasi kejadian.

MA memilih mengesot di sepanjang jalan untuk menjauh dari lokasi kejadian.

Dalam pelariannya, MA sempat bertemu sejumlah warga yang akan menuju lokasi kecelakaan maut bus. Ada sejumlah warga hendak menolong, namun MA menolaknya.

"Pelarian MA sempat terekam kamera video warga," ungkap Kepala Polres Sukabumi AKBP Nasriadi kepada wartawan di Palabuhanratu, Minggu (9/9/2018).

Wakil Presiden Jusuf Kalla turut menaruh perhatian terhadap tragedi kecelakaan minibus di Tanjakan Letter S, Kampung Bantarselang, Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat.

Wapres menyoroti dua pihak yang menurutnya ikut bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan yang menewaskan 23 orang tersebut.

“Saya membaca bus itu dua tahun itu tidak di uji KIR atau uji kelaikan kendaraan,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Menurut Wapres, pihak pertama yang bertanggung jawab yakni perusahaan otobus (PO) dari minibus yang bernopol B 7025 SAG tersebut.

Lalu yang kedua, menurut JK, adalah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena membiarkan bus pariwisata yang tidak diuji KIR beroperasi bahkan mengangkut wisatawan.

“Dua-duanya salah, yang punya bus salah juga (Kementerian) perhubungan kenapa diberikan izin beroperasi,” kata dia. 

Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto mengungkapkan, jalur Cibadak-Cikidang-Pelabuhanratu tak layak untuk bus.

"Kemarin yang terjadi di Sukabumi itu jalan yang tidak direkomendasi untuk bus, sehingga bus tidak boleh atau tidak layak jalan lewat itu," kata Setyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/9/2018).

Namun demikian, Setyo menduga bus tersebut tetap nekat melintas karena mengganggap jalur tersebut merupakan jalan pintas.

"Mungkin mereka shortcut, lebih cepat, lebih dekat, pertimbangannya mungkin seperti itu," terangnya. 

Namun, Setyo belum mau mengambil kesimpulan terkait faktor utama penyebab kecelakaan tersebut. Faktor jalan bukanlah satu-satunya penyebab kecelakaan, katanya. 

Sumber (KOMPAS.com: Budiyanto, Yoga Sukmana/ Tribunnews)

https://regional.kompas.com/read/2018/09/12/18000011/5-fakta-terbaru-tragedi-bus-di-cikidang-kritikan-jusuf-kalla-hingga-sopir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke