Salin Artikel

Pasar Perbatasan Senilai Rp 5,6 Miliar Sepi Pembeli dan Pedagang

Salah satu pedagang sembako, Mingguan mengaku belum pernah mendapat uang sejak berjualan di pasar yang baru ditempatinya tersebut.

“Belum dapat uang sejak pindah. Tidak tahu bagaimana nanti kalau sampai sebulan,” ujarnya, Kamis (30/8/2018).

Mama Diana, salah satu pedagang sayur juga mengaku sepi pembeli karena hanya beberapa pedagang yang membuka jualannya sejak dipindah ke pasar perbatasan. Dia mengaku banyak sayur jualannya dibuang karena membusuk tak laku.

“Banyak yang busuk. Sejak pindah belum ambil sayuran karena tidak laku,” katanya.

Sepinya pembeli, menurut Mingguan, karena pemerintah daerah tidak tegas terhadap pedagang yang enggan menempati los pasar. Seperti pedagang ikan. Mereka belum satupun bersedia menempati los pasar karena menganggapnya terlalu sempit sehingga sulit menyimpan peti dagangan mereka.

“Belum ada penjual ikan yang masuk. Hari pertama pindah yang ditanya pembeli ikan, ini tidak ada,” ucapnya.

Pasar perbatasan dibangun dari bantuan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia sebesar Rp 5,6 miliar. Pasar itu ditargetkan rampung pada akhir tahun 2017 dan baru bisa difungsikan akhir Bulan Agustus.

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Jabbar mengatakan, keterlambatan pemungsian pasar karena masih adanya bangunan warga yang menempati lahan areal parkir dan jalan masuk menuju pasar.

Meski saat ini pasar perbatasan telah difungsikan, namun areal parkir masih berupa lahan dengan rumput liar yang tinggi.

“Untuk jalan dan lahan parkir kita masih menunggu APBD,” ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/30/17025561/pasar-perbatasan-senilai-rp-56-miliar-sepi-pembeli-dan-pedagang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke