Salin Artikel

Trio Pesilat Peraih Emas Asian Games: Kurang Diperhatikan, Sempat Ingin Pindah Daerah

Di balik kesuksesan mereka merebut emas, ternyata ada cerita sedihnya. Mereka sempat akan berpindah hati mewakili daerah lain dalam ajang kejuaraan silat tingkat nasional maupun internasional lantaran kurangnya perhatian dari pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. 

Hal ini diungkapkan oleh pimpinan perguruan silat Putra Siliwangi Taufik Mahmud saat ditemui Selasa (28/8/2018) siang di padepokan putra Siliwangi.

Menurut Taufik yang akrab disapa Kang Opik ini, dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda), sudah banyak yang menawari tiga pesilatnya tersebut untuk berpindah daerah. 

"Bahkan Malaysia pernah menawarkan mereka mewakili Malaysia," katanya.

Tawaran-tawaran yang datang diikuti dengan iming-iming bonus dan fasilitas yang lebih dari perhatian yang diberikan Pemkab Garut. Namun, menurut Opik semua tawaran tersebut tidak diambil oleh para muridnya.

"Ini bentuk kecintaan kita ke tanah kelahiran kita di Garut, walau perhatian pemerintah daerah masih kurang pada anak-anak," katanya.

Kang Opik menyampaikan, selain melatih skill anak didiknya, dirinya juga menempa mental dan karakter anak didiknya agar memiliki rasa cinta tanah kelahiran dan bangsa.

Makanya, dirinya selalu mengingatkan jika mereka sudah mampu meraih prestasi, agar tidak mudah tergoda tawaran pihak lain.

Kang Opik sendiri melihat, saat seorang atlet mampu meraih prestasi, perhatian langsung tumpah kepada sang atlet. Sayangnya, perhatian yang sama tidak didapat pada tempat sang atlet mendapatkan ilmunya.

"Kita berharap padepokan juga ikut diperhatikan, karena ini tempat mereka menimba ilmu," jelasnya.

Beri beasiswa Uniga

Soal tawaran main mewakili daerah lain dalam ajang kejuaraan seperti Porda hingga PON kepada atlet-atlet berprestasi dari Garut, juga diakui oleh Ketua KONI Garut Abdusy Syakur Amien. Hal ini terjadi karena daerah lain mampu memberi lebih dari yang didapatkan di daerahnya.

"Tapi untuk atlet silat dari Putra Siliwangi, saya lihat pimpinannya hebat, bisa mempertahankan murid-muridnya agar tak sampai pindah membela daerah lain," katanya.

Menurut Syakur, padepokan silat Putra Siliwangi terbilang hebat, karena semua muridnya tidak ada yang dipungut biaya. Padahal, proses latihan yang dilakukan pastinya perlu biaya yang tidak sedikit apalagi dengan jumlah murid yang tidak sedikit.

Syakur yang juga Rektor Universitas Garut (Uniga) mengaku, dirinya juga berupaya menahan para atlet Garut agar tidak sampai pindah membela daerah lain. Salahsatu caranya adalah dengan memberi beasiswa kuliah bagi atlet di Universitas Garut.

"Saat ini ada 28 atlet Garut yang kuliah di Uniga, termasuk atlet-atlet silat yang berlaga di Asian Games sekarang," katanya.

Dengan beasiswa ini, menurut Syakur para atlet tidak akan berpindah ke daerah lain. Namun, bea siswa yang diberikannya hanya untuk biaya kuliah saja.

Makanya, dirinya berharap pemerintah daerah juga mau memberi beasiswa kepada para atlet dalam bentuk lain agar mereka bisa serius berlatih.

"Untuk tiga atlet yang telah meraih emas, kita siapkan beasiswa sampai S2 fakultas keguruan olahraga, agar mereka kelak juga bisa menjadi dosen disini," katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/08/28/19164831/trio-pesilat-peraih-emas-asian-games-kurang-diperhatikan-sempat-ingin-pindah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke