Salin Artikel

Ketika Siswa Disabilitas di Solo Melukis Payung Raksasa...

Mereka terlihat antusias melukis payung dengan berbagai macam warna. Selain payung berukuran besar, siswa penyandang disabilitas dari berbagai jenjang pendidikan itu juga melukis payung berukuran kecil.

Kegiatan melukis payung sebagai rangkaian pre-event menyambut Festival Payung Indonesia (FPI) ke-5 Tahun 2018 yang diselenggarakan 7-9 September 2018 di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur, Magelang.

Payung raksasa ini akan dipamerkan selama tiga hari di Taman Lumbini Candi Borobudur bersama dengan payung tradisional dari berbagai peserta Festival Payung Indonesia 2018.

Seorang siswa kelas V SLB YPAC Solo, Riski Habibi (14) mengaku senang bisa ikut ambil bagian melukis payung raksasa.

Sambil duduk di kursi rodanya, Riski terlihat mahir menggoreskan cat warna ke payung.

"Perasaannya senang, bahagia dan gembira bisa melukis bersama teman-teman. Saya melukis payung ini mulai pukul 10.00 WIB," kata Riski kepada Kompas.com di sela melukis payung raksasa.

Riski mengaku sejak kecil sudah suka melukis. Bahkan, hobinya itu mengantarkan Riski meraih juara dua dalam lomba melukis tingkat pelajar di Taman Balekambang Solo.

"Iya, kemarin saya dapat juara dua melukis di Taman Balekambang," ungkap Riski.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan YPAC Solo, Tri Mulyani mengatakan, awalnya kegiatan melukis payung raksasa akan diikuti seluruh siswa YPAC mulai jenjang SD, SMP, hingga SMA sebanyak 150 orang.

Namun karena bersamaan dengan pelatihan kewirausahaan, hanya sekitar 50 siswa yang mengikuti kegiatan melukis.

"Jadi siswa yang melukis payung ini bergantian. Karena kegiatan ini bersamaan dengan pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan di sekolah," kata Tri.

Tri menambahkan, kegiatan melukis payung sangat penting karena dapat memotivasi anak-anak. Mereka bisa menyalurkan kreativitasnya melalui kegiatan itu.

"Kegiatan (melukis payung) ini kan tidak hanya untuk lingkungan sekolah sendiri. Tetapi di sini banyak orang yang ikut. Sehingga bisa membangkitkan mereka untuk semakin termotivasi dan percaya diri untuk menunjukkan kemampuannya," tutur guru kelas V SLB YPAC Solo.

Direktur Program Festival Payung Indonesia, Heru Prasetya membeberkan alasan dilibatkannya anak-anak penyandang disabilitas YPAC Solo dalam kegiatan pre-event Festival Payung Indonesia.

Hal tersebut untuk memberikan kesempatan kepada mereka melukis payung sesuai kemampuan mereka.

"Dan ternyata karya mereka ini luar biasa. Keberanian mereka melukis adalah bagian visi dari Festival Payung Indonesia," kata pria yang akrab dipanggil Heru Mataya itu.

Heru mengatakan, payung tersebut akan dipamerkan di Candi Borobudur bersama ribuan payung karya para peserta dari empat negara dan berbagai kabupaten/kota di Indonesia.

Dengan kegiatan ini, diharapkan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia, terutama Candi Borobudur.

"Ini sebuah festival internasional yang memasuki tahun kelima ragam acaranya semakin lebih menarik," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/21/19172241/ketika-siswa-disabilitas-di-solo-melukis-payung-raksasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke