Salin Artikel

Dokter Hewan Latih Warga Kupang Awetkan Ikan dengan Gula Lontar

Tiga orang dokter hewan tersebut, yakni Dr drh Annytha Detha MSi, drh Nancy Foeh MSi dan drh Nemay A Ndaong MSc.

Ketiganya melatih cara mengolah dendeng ikan kepada warga Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang.

Ketua tim, Dr drh Annytha Detha MSi mengatakan, sebagai akademisi, pihaknya terus berupaya menunaikan tugas Tri Dharma melalui kegiatan pengabdian yang berkesinambungan dan berkualitas sehingga dapat memberi manfaat bagi masyarakat.

"Kegiatan ini kita bekerja sama dengan Dirjen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti," kata Annytha kepada Kompas.com, Jumat (3/8/2018) pagi.

Menurut Annytha, pelatihan ini penting dilakukan, karena ketersediaan ikan yang melimpah di NTT sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat.

Annytha menyebut, pengolahan dendeng ikan bermanfaat untuk memperpanjang lama simpan ikan, terutama pada musim ikan melimpah.

Cara pengolahan ikan dilakukan dengan teknik pengawetan. Teknik ini menggunakan bahan alami, yaitu gula lontar yang mudah ditemukan.

Menurut Annytha, gula lontar adalah produk khas NTT sehingga mudah ditemukan.

"Pelatihan ini perlu dilakukan peserta kegiatan agar mampu memanfaatkan ikan yang melimpah," imbuhnya.

Teknik pembuatan dendeng ikan, kata dia, juga mampu mencegah ikan cepat busuk, memperpanjang masa simpan ikan hingga dua bulan, meningkatkan cita rasa ikan dan mampu meningkatkan nilai jual ikan.

Dalam pelatihan ini, tim pengabdian memberikan perhitungan tentang keuntungan ekonomi dari dendeng ikan.

"Sebagai contoh, 1 kilogram ikan tembang segar dijual sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Apabila ikan segar diolah menjadi dendeng, nilai jual ikan mencapai Rp 120.000 hingga - Rp 150.000 per kilogram. Semuanya tergantung jenis ikan," jelasnya.

Dalam pelatihan ini, peserta langsung praktik belajar cara membuat dendeng ikan.

Anntyha mengatakan, pelatihan pengawetan ikan dengan bahan alami ini juga ditujukan untuk mencegah warga menggunakan formalin. Sebab, bahan pengawet formalin untuk makanan sangat berbahaya bagi kesehatan.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/03/08055011/dokter-hewan-latih-warga-kupang-awetkan-ikan-dengan-gula-lontar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke