Salin Artikel

Kekeringan Melanda Kulon Progo, Sejumlah Desa Kesulitan Air Bersih

Sumur-sumur timba warga mulai mengering. Pasokan air dari beberapa sumur dalam yang dikelola lewat program Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) juga tidak mencukupi kebutuhan ratusan kepala keluarga.

Pringgo, 65 tahun, seorang petani di Ngrandu. Ia tinggal tak jauh dari penampungan air sumur dalam milik Pamsimas, bersama seorang istri dan seorang anak. Keluarganya biasa bisa memanfaatkan air paling banyak 10 meter kubik untuk  1 bulan.

Pringgo mengaku sumur timbanya sudah kering. Pasokan dari Pamsimas sangat terbatas. Padahal Pringgo sekeluarga membutuhkan air untuk keperluan rutin seperti mandi, mencuci, hingga memasak.

“Sekarang harus sangat ngirit dan mengutamakan masak. Sudah sulit sejak 3 bulan ini,” kata Pringgo

Tanda kekeringan di desanya sudah mulai tampak bahkan sebelum bulan Ramadhan.  Pringgo sempat gagal panen padi di Maret 2018 lalu. Dan kini ketika waktunya menanam jagung, ia tidak berladang karena tanah sudah tandus. “Air irigasi juga kering sejak lama. Sekarang tidak panen apa-apa,” kata Pringgo.

Kekeringan bukan malapetaka bagi Pringgo. Ia dan warga Ngrandu pada umumnya biasa mengalami kekeringan di musim kemarau. Pringgo menceritakan, mereka rutin merasakan kekeringan sejak tahun 1990-an sampai Pamsimas berdiri di 8 tahun lalu. Selama itu, warga selalu berjibaku menghadapi kesulitan air.

Kekeringan juga memaksa mereka beralih pekerjaan sambil menunggu musim hujan berikutnya. “Kami ada yang jadi buruh apapun, (bangunan) iya, atau bantu istri (kerajinan serat alam) menjahit tas, atau apapun,” kata Pringgo.

Sebanyak 200 kepala keluarga mendiami 3 dusun itu, yakni: Ngrandu, Semen, dan Disil. Pemerintah desa membuat Pamsimas untuk mengalirkan air bagi Ngrandu dan Disil sejak 8 tahun lalu dengan rata-rata 28.000 meter kubik per hari.

Menurut warga, musim kering di tahun ini berbeda. “Air sumur dalam kali ini tidak mencukupi lagi,” kata Kepala Dukuh Ngrandu, Sumarno.

Pengolahan air warga ini sejatinya telah berjasa mengaliri air bersih bagi warga dalam 8 tahun belakangan. “Tahun ini memang berbeda. Tahun lalu saja, kami masih bisa panen jagung di musim ini. Semua lahan kosong bisa kami tanami jagung, saat itu. Sekarang tidak bisa (tanam maupun panen),” kata Dani Pristiawan, Kepala Desa Ngrandu.

Warga mengharap bantuan. Pemkab Kulon Progo pun menyuplai 15.000 air bersih ke desa mereka, Rabu ini. Air itu dikelola Pamsimas.

11 desa alami kekeringan

Sejumlah wilayah Kulon Progo sudah memasuki tahap kesulitan air akibat kekeringan di kemarau. Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Drs Ariadi MM mengatakan setidaknya ada 11 desa di 5 kecamatan yang mengalami kesulitan air seperti ini, termasuk Salamrejo. Kulon Progo sendiri terdiri 88 desa/kelurahan.

Pemkab berniat mengentaskan kesulitan air di berbagai desa ini. Melalui kerja sama Dinas Sosial Kulon Progo, BPBD, dan Tagana, mereka penyaluran air ke desa-desa itu untuk mengatasi kesulitan air. Mereka juga mengelola air bersih dari bantuan pihak ketiga.

“PLN membantu 150 tangki untuk mengatasi kebutuhan air di Kulon Progo. Itu cukup untuk 20 hari,” kata Ariadi.

Kepala Pelaksana BPBD ini mengatakan, warga tidak perlu kawatir menghadapi kekeringan dan kesulitan air kali ini. Ia merujuk pemantauan BMKG bahwa kemarau tidak berlangsung panjang, seperti tahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan, kemarau berlangsung sampai 60 hari ke depan.

“Biasanya mulai Oktober mulai hujan,” kata Ariadi.

Merujuk perkiraan itu dan ketersediaan air di sejumlah tempat, pemerintah hanya menetapkan status waspada kekeringan bagi Kulon Progo. Kabupaten ini tidak mengalami cuaca ekstrem seperti tahun-tahun sebelumnya, yang mana saat itu kekeringan berlangsung antara 3-5 bulan.

“Warga tidak perlu kawatir karena kita masih banyak sumber-sumber lain di luar yang bisa memback up. Hanya saja perlu waktu untuk pengadaannya,” kata Ariadi.

Sementara itu, warga Salamrejo juga tidak perlu kawatir karena jaringan PDAM milik Pemkab akan masuk hingga ke dusun-dusun. Kekawatiran akan kesulitan air berkepanjangan tidak perlu terjadi.

https://regional.kompas.com/read/2018/07/04/20054101/kekeringan-melanda-kulon-progo-sejumlah-desa-kesulitan-air-bersih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke