Salin Artikel

Cara Kelurahan Kratonan, Solo Lestarikan Permainan Tradisional...

Gelar budaya tersebut berlangsung di perempatan Notosuman sampai perempatan Sraten, Jalan Gatot Subroto (Gatsu). Acara tersebut diikuti puluhan peserta yang terdiri dari pelajar TK, SD, SMP dan SMA serta warga masyarakat Kratonan.

Berbagai permainan tradisional tempo dulu ditampilkan dalam acara yang dimulai pukul 07.00 WIB hingga 09.30 WIB. Permainan itu seperti dolanan gangsingan, mlaku batok, jamuran, jaranan, dakon, nini towok, kodok-kodokan, lompat tali, dan enggrang.

Kuliner tradisional tempo dulu, seperti nasi liwet, nasi tumpeng, cabul rambak, wedang ronde, rampatan dan wedang asle juga disuguhkan kepada masyarakat secara gratis selama acara tersebut berlangsung.

Lurah Kratonan, Diah Widiastuti menjelaskan, permainan tradisional tempo dulu sudah mulai hilang seiring dengan perkembangan teknologi. Masyarakat lebih memilih permainan instan seperti game online melalui perangkat mereka.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meng-uri-uri (melestarikan) budaya Jawa, khususnya permainan tradisional anak tempo dulu yang mulai tergerus perkembangan teknologi sekarang," ujar Diah, Minggu.

Dipilihnya permainan tradisional tempo dulu, kata Diah, karena banyak anak-anak zaman sekarang yang sudah melupakan permainan itu. Bahkan, sebagian dari mereka ada yang tidak tahu permainan tradisional itu.

"Ternyata anak-anak itu sangat antusias ketika mengikuti latihan. Mereka sama sekali tidak pegang handphone. Mereka fokus mengikuti latihan," ucap dia.

Diah mengaku, kegiatan tersebut akan diagendakan setiap tahun sebagai kegiatan rutin Kelurahan Kratonan. Pasalnya, antusiasme warga masyarakat dan peserta yang mengikuti kegiatan tersebut cukup banyak.

"Di Kelurahan Kratonan ada 31 RT. Semuanya kami libatkan dalam kegiatan ini. Mereka menampilkan aneka jenis kuliner tradisional secara gratis kepada penonton," ujar Diah.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Surakarta, Kinkin Sultanul Hakim menambahkan, kegiatan tersebut untuk mengedukasi sekaligus melestarikan kembali budayaa tradisi masa lalu. Ini termasuk permainan anak masa lalu yang ditampilkan dalam kegiatan tersebut.

"Kenapa kita tampilkan kegiatan (permainan tradisional) dengan harapan masyarakat bisa mencintai kembali permainan itu. Karena permainan ini sifatnya kebersamaan," ucap Kinkin.

Dia menilai, perkembangan teknologi tidak sepenuhnya negatif. Akan tetapi jati diri bangsa tersebut kalau masyarakatnya lebih mencintai kebudayaan asli daerahnya. Sehingga kebudayaan tradisional itu tidak hilang dan luntur.

https://regional.kompas.com/read/2018/07/01/12110211/cara-kelurahan-kratonan-solo-lestarikan-permainan-tradisional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke