Salin Artikel

"Satu Pun Keluarga Kami Belum Ditemukan, Minimal Ada Satu Saja, Kami Sudah Bersyukur"

Sebab, keluarganya yang hilang hingga kini belum ditemukan.

"Menurutku kurang banyak personelnya, maunya menyebar. Mereka hanya mencari di mana kapal itu tenggelam, harusnya radius pencarian diperluas," pintanya saat dihubungi Kompas.com via telepon selularnya, Rabu (20/6/2018).

Pada Selasa (19/6/2018) kemarin, saat ia berada di lokasi pencarian, Ervina melihat tidak satupun korban ditemukan. Petugas hanya menyeberangkan korban yang selamat dari Pelabuhan Simanindo ke Tigaras.

"Tim SAR pulang dengan tangan kosong, jam empat sore udah selesai orang itu, udah istirahat. Alasan mereka cuaca, tapi menurutku cuacanya biasa-biasa saja. Ombak tidak terlalu, cerah tidak ada hujan. Kami pun jam lima sore udah pulang," kata warga Desa Sionggang, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Hari ini, saudara laki-lakinya yang berada di lokasi menunggu kembalinya para keluarga yang hilang.

"Dua mayat yang baru ditemukan, udah kami tengok, bukan keluarga kami," katanya.

Ditanya apakah memang seluruh keluarganya yang hilang adalah penumpang kapal, dia memastikan benar. Sebab, keluarga di Simanindo mengantarkan keluarga yang hilang ke pelabuhan kapal usai ziarah ke makam Nainggolan di Simanindo.

"Udah dipastikan mereka semua naik ke kapal. Mereka kakak beradik semua, mulai tulang (paman) yang paling besar sampai paling kecil, tante, sama Bapak-lah satu. Bapak kami Sidabutar, Mamak Nainggolan, sebagian besar Nainggolan mereka," katanya lagi.

Ervina meminta Basarnas menyebar ke daerah-daerah yang belum tersentuh. Ia menduga ombak malam sudah membawa korban ke mana-mana.

"Kayak (seperti) tadi pagi ada yang terdampar jauh dari Simanindo. Satu pun keluarga kami belum ditemukan. Minimal ada satu saja, kita sudah bersyukur. Kalau penangannya maksimal, aku yakin bisa dapat keluarga kami," pungkasnya.

Rabu pagi, Tim SAR Marinir melakukan penyisiran menggunakan perahu karet dengan radius dua kilometer dari lokasi kapal tenggelam. Hasilnya, dua jenazah berjenis kelamin perempuan ditemukan. Mayat tersebut langsung dibawa ke RSU Pematangraya untuk diidentifikasi.

Mayat pertama ditemukan di Sipolha, Kecamatan Pematangsidamanik, Kabupaten Simalungun. Dia diduga bernama Fahri Yanti (17), warga Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, Sumatera Utara. Mayat kedua ditemukan di perairan Nagori Tambunraya.

Tiga orang tewas

Kepala Kantor SAR Medan Budiawan memastikan sampai berita ini diturunkan, baru 21 orang yang ditemukan. Sebanyak 18 orang kondisinya selamat dan sedang dalam perawatan di tiga rumah sakit setempat, sisanya meninggal dunia.

Korban yang ditemukan tewas pertama kali merupakan warga Aceh dan sudah diberangkatkan ke rumah duka. Sementara dua korban lain masih disemayamkan di rumah sakit setempat.

"Total 21 orang, sampai hari ini ditemukan. Sebanyak 18 orang selamat, tiga lagi meninggal dunia," kata Budiawan.

Seperti diberitakan, Kapal Mesin Sinar Bangun yang mengangkut puluhan penumpang karam di perairan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6/2018) petang.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Samosir, Mahler Tamba mengungkapkan, penyebab karamnya kapal akibat kelebihan kapasitas, cuaca buruk dan human error.

"Kapal kelebihan penumpang, akibatnya tali kemudi lepas. Ditambah lagi cuaca buruk, angin kencang dan ombak, kapal oleng lalu karam," kata Tamba.

https://regional.kompas.com/read/2018/06/20/19311801/satu-pun-keluarga-kami-belum-ditemukan-minimal-ada-satu-saja-kami-sudah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke