Salin Artikel

Parade Takbiran Sambil Jalan Kaki, Pantang Bubar Walau Diguyur Hujan

Sambil mengumandang takbir, tiap kelompok juga menonjolkan keunikannya sendiri-sendiri, baik tema, formasi, maupun balutan kostum.

Ada yang menampilkan bahtera kapal dengan siluet satwa seolah bahtera Nabi Nuh, ada yang menyajikan patung gajah yang dikejar burung-burung ababil, hingga ada yang menampilkan wayang.

Rata-rata mereka diiringi drumband, ketongan, maupun bedug.

Ribuan orang itu sebagian besar terdiri dari pelajar usia sekolah dasar hingga menengah atas.

Mereka mengelilingi Wates sejak pukul 19.00, sambil mengumandangkan takbir. Barisan mereka tampak seperti sebuah karnaval.

Warga Wates tumpah ruah di jalanan untuk menonton karnaval takbiran itu.

"Mereka mengelilingi Wates sekitar 5 kilometer. Dari sini dilepas, lewat teteg (pintu kereta api), lewat kantor pos, nanti lewat teteg di sini, finis di sini," kata Komisaris Polisi Sasongko, Kepala Polisi Sektor Wates, ketika ikut menjaga pelaksanaan takbiran kali ini, Kamis (14/6/2018).

"Sementara untuk menghindari kemacetan kendaraan dialihkan," tambahnya.

Karnaval sejatinya sebuah perlombaan takbir keliling sebagai bagian dari meramaikan akhir Ramadhan. Ribuan orang itu melakukannya sambil jalan kaki. Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) Wates yang mengemas lomba ini.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo melepas rombongan karnaval ini di pintu kompleks kantor Pemda. Sebagaimana perlombaan, mereka akan memperebutkan piala bergilir Bupati Kulon Progo.

Pelepasan kelompok demi kelompok takbir keliling memang berlangsung perlahan. Hal ini karena barisan karnaval terhalang buka dan tutup beberapa pintu kereta api.

Akibatnya, pelepasan pun berlangsung kelompok demi kelompok dan terkesan perlahan.

Memasuki pukul 22.00, hujan cukup deras mendadak mengguyur Wates. Ini tidak menyurutkan semangat para peserta takbir.

Mereka pun tetap bertahan dan terus melanjutkan jalan kaki meski di bawah guyur hujan.

Hasto Wardoyo menyambut baik lomba takbir berkeliling kali ini. Menurut dia, malam takbiran memang sebaiknya dikemas berfaedah seperti ini.

"Kami tidak mengharapkan ada kegiatan yang tidak menguntungkan atau mengganggu lingkungan. Takbir keliling seperti ini sangat positif dan baik untuk generasi muda. Sekaligus mengantarkan masuk bulan Syawal dengan peningkatan iman dan takwa kepada Allah SWT," kata Hasto.

https://regional.kompas.com/read/2018/06/14/23415541/parade-takbiran-sambil-jalan-kaki-pantang-bubar-walau-diguyur-hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke