Salin Artikel

Mereka yang Berburu Pakaian Bekas alias "Preloved" untuk Lebaran

Dia mengaku jauh-jauh datang ke Pasar Cakar Pekkabata, Polewali Mandar, hanya untuk berburu pakaian bekas dan bermerek yang biasanya baru dibuka dari bal.

Alasannya sederhana. Pakaian-pakaian bekas yang bermerek dan kualitasnya bagus itu harganya miring. Oleh karena itu dia tak malu meski pakai pakaian bekas atau preloved.

Sebelumnya, Arman memang kerap datang berburu pakaian bekas atau yang kerap disebut pakaian cakar di daerah ini apa saja yang bermerek di pasar sentral.

"Harganya murah Pak, bagus kualitasnya. Tidak kalah sama yang di toko. Lumayan untuk Lebaran," ujarnya saat ditemui di Pasar Cakar.

Dia sendiri berburu pakaian bekas di pasar itu untuk mencari baju Lebaran. Dia tak peduli meski pemerintah telah melarang mengggunakan pakaian bekas karena dinilai mengandung bakteri berbahaya untuk kesehatan.

Namun, Arman maupun Rahmat, pembeli lainnya, punya strategi untuk membasmi bakteri. Sebelum dipakai, pakaian-pakaiannya harus direndam terlebih dahulu dengan air panas, kemudian disikat dan dibilas hingga bersih.

"Alhamdulillah Pak, sudah lama saya pakai cakar, belum pernah ada terkena penyakit yang ditularkan dari pakaian tersebut," tutur Rahmat.

Ramai

Sepakan menjelang Lebaran, bursa pakaian bekas Iayak pakai atau cakar di Pasar Sentral Pekkabata ramai diserbu pembeli.

Pakaian bekas bermerek ini menjadi alternatif bagi warga dalam menyiasati tingginya kebutuhan hidup menjelang Lebaran.

Jenis pakaian yang dijual bermacam-macam, mulai dari pakaian anak, kaus oblong, celana jins hingga kemeja. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 25.000 hingga ratusan ribu rupiah tergantung jenis barang dan kualitas barangnya.

"Iya, tergantung dari jenis dan kualitas pakaiannya, misalnya pakaian anak-anak harga Rp 25.000, kemeja Rp 50.000, celana jins biasanya Rp 100.000," kata Anna, salah seorang pedagang.

Pembeli yang datang berbelanja di kawasan ini datang dari berbagai kalangan, mulai dari laki-laki, ibu-ibu dan anak-anak. Tak sedikit, keluarga pejabat juga kerap berburu pakaian bekas dan bermerek di tempat ini.

Namun untuk mendapatkan barang kualitas bagus, pembeli harus rebutan saat karung atau bak baru dibuka. Kalau tidak, pengunjung hanya bisa memilih barang yang tersisa.

Pembeli juga harus jeli dalam memilih pakaian. Selain demi mendapatkan pakaian dengan merek yang terkenal, seperti Levi's, Edwin, Dickies, Polo, Crocodile dan Guess, pembeli juga harus jeli soal jahitan dan detail pakaian.

Tingginya permintaan konsumen cakar jelang Lebaran tentu saja membawa keberuntungan untuk para pedagang. Jika pada hari pasar biasa, setiap Selasa dan Jumat, mereka hanya membuka satu karung atau bal, jelang Lebaran seperti ini para pedagang rata-rata membuka sebanyak 2-4 bal.

Bal-bal ini biasanya berisi pakaian bekas yang diimpor dari luar negeri seperti Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia.

Yang menarik di bursa pakaian bekas ini adalah meskipun warga tahu barang dijual adalah barang bekas, namun para pedagang tetap mengatakan "baru".

”Buka baru! Buka baru, dipilih, dipilih” teriak salah satu pedagang.


https://regional.kompas.com/read/2018/06/12/14185621/mereka-yang-berburu-pakaian-bekas-alias-preloved-untuk-lebaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke