Salin Artikel

Firda: Kalau Bisa Melihat, Saya Ingin Lihat Al Quran

Begitu bacaan Al Quran berhenti, Firda melanjutkan ayat yang dibacakan pembawa acara hingga selesai.

Begitu Firda menyelesaikan ayat tersebut, semua penonton yang memadati masjid di kompleks Bio Farma Bandung bertepuk tangan.

Mereka kagum, di usianya yang masih belia dan memiliki keterbatasan sebagai tuna netra, Firda menjadi hafiz (penghapal Al Quran). Saat ini, siswi SLB Al-Fitri tersebut sudah bisa menghapal 6 juz.

"Cita-cita saya jadi dosen agama. Kalau bisa melihat, saya ingin melihat Al-Quran," ucap Firda, Kamis (31/5/2018).

Sang ayah, Yarisman, menceritakan kisah hidup Firda hingga akhirnya menjadi hafiz. Sejak lahir, Firda sudah berbeda dari anak-anak normal lainnya.

Bahkan ahli neurologi anak, saat itu mengatakan Firda mengalami gangguan motorik permanen sehingga tidak akan bisa berjalan. Aktivitas lainnya pun akan terganggu.

"Tapi saya tidak yakin. Saya optimis tidak ada prediksi manusia yang sempurna dan tetap berupaya untuk kesembuhannya," ucap Yarisman.

Di usia 3 tahun, Firda akhirnya bisa berjalan. Baru pada usianya yang keempat, Firda diajari surat pendek oleh ibunya.

"Saat itu belum punya Quran (braile). Baru usia 7 tahun Firda punya Quran (braile)," ucapnya.

Meski tanpa Al Quran braile, sang ibu pantang menyerah. Dengan telaten ia mengajarkan anaknya baca tulis baik huruf latin ataupun hijaiyah. Di saat bersamaan ada pula yang memberinya buku tajwid.

Firda kemudian menghapal Al Quran. Setiap hari, Firda menghapal tiga ayat. Lama kelamaan, Firda menjalankan kegiatannya itu seorang diri. Sedangkan ia dan istrinya hanya mengawasi.

"Mamanya berinisiatif mengajarkan Firda mengaji," tuturnya.

Bagi Yurisman, apa yang terjadi pada Firda adalah ujian dari Allah. Ia kerap meyakinkan Firda, yang membedakannya dengan anak lain hanyalah fisik. Namun Firda bisa sukses seperti anak lainnya.

"Saya yakin, melalui Al Quran, Firda bisa menapaki masa depan yang lebih baik dibanding orangtuanya," ungkapnya.

Firda merupakan salah satu anak disabilitas yang hadir dalam Biofarma Peduli "Berbagi Kebahagiaan Ramadhan".

Direktur Utama PT Bio Farma M Rahman Rustan mengatakan, anak-anak disabilitas tersebut dihadirkan untuk memberikan motivasi.

Secara kasat mata mereka terlihat memiliki keterbatasan. Tapi mereka menjadi motivator yang luar biasa.

"Di sekitar kita banyak motivator. Motivasi ini yang ingin kita tularkan, termasuk ke karyawan. Sehingga kita bisa menimbulkan rasa syukur di bulan Ramadhan," imbuhnya.

Mereka yang memiliki keterbatasan, sambung Rahman, memiliki hal luar biasa. Karena itu karyawan Bio Farma yang diberi kesehatan harus memproduksi vaksin yang bisa mencegah penyakit yang bisa menimbulkan kecacatan dan kebutaan.

https://regional.kompas.com/read/2018/06/01/08330071/firda--kalau-bisa-melihat-saya-ingin-lihat-al-quran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke