Salin Artikel

Asmara Berujung Maut, Nyawa Supartini Melayang di Kebun Jagung

Mayat perempuan tersebut akhirnya teridentifikasi bernama Supartini (55) warga Dusun Senggrong, Bringin, Kabupaten Semarang.

Seorang warga, Munawar (55), sekitar pukul 06.00 WIB saat hendak membuang kotoran hewan untuk pupuk di kebun jagung, awalnya melihat tumpukan pohon jagung. Pemandangan itu menurutnya janggal.

"Saya curiga, kok banyak tumpukan batang jagung padahal belum waktunya panen," kata Munawar.

Didesak rasa curiga, Munawar pun mendekati gundukan batang-batang jagung tersebut dan alangkah kagetnya ia, saat mendapati bahwa di gundukan batang jagung itu ada sesosok mayat perempuan.

Munawar lantas bergegas pergi meninggalkan kebun jagung dan melaporkan kejadian itu ke perangkat desa.

Laporan penemuan maut itu kemudian berjenjang ke Polsek Bergas hingga ke Polres Semarang. Beberapa saat kemudian, Polsek Bergas, Sat Reskrim, dan Unit Identifikasi Polres Semarang menuju lokasi kebun jagung tersebut. Lokasinya tidak jauh dari pemukiman warga.

Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Yusi Andi Sukmana mengatakan, saat ditemukan pada jasad korban ditemukan sejumlah luka. Antara lain luka sobek di kepala bagian kiri, luka goresan di tangan serta kaki.

Dari lokasi kejadian polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Antara lain sebuah batu, pohon jagung, sepasang sandal milik korban, dan kerudung warna hitam.

"Dugaan kami korban pembunuhan. Kurang dari dua jam, pelaku berhasil kita amankan di dekat TKP," ujarnya.

Yusi mengungkapkan, pelaku pembunuhan adalah seorang pria berinisial KH (45). Pelaku juga hadir di sekitar lokasi saat Polisi melakukan olah TKP.

Pelaku kemudian dibawa ke Polsek Bergas untuk diperiksa lebih lanjut. Sedangkan jasad korban dievakuasi ke RSUP Dr Kariadi Semarang untuk dilakukan autopsi.

Motif Asmara

KH, kepada polisi mengaku menjalin hubungan khusus dengan korban. Pembunuhan itu dilakukan Selasa (1/5/2018) malam. Pelaku sempat mengajak Supartini untuk makan, namun keduanya kemudian terlibat cekcok hingga berujung pada pembunuhan.

Awalnya KH merasa jengkel karena korban terus mendesak meminta uang. Sedangkan KH mengaku tidak punya uang.

"Alasannya mengarah ke motif asmara. Korban dipukul pakai batu mengenai atas mata. Pelaku juga sempat menjerat korban dengan kerudung yang dipakai. Setelah mengetahui korban tidak berdaya, kemudian didutupi dengan pohon jagung," ungkap Yusi.

Guna mengungkap peristiwa pembunuhan ini, Tim Biddokkes Polda Jateng Satreskrim Polres Semarang melakukan outopsi terhadap jenazah korban di RSUP dr Kariadi Semarang. Yusi menambahkan, pelaku terancam Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan junto Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

"Setelah pelaku diperiksa di Polsek Bergas, kita teruskan menggelar pra-rekonstruksi di TKP," imbuhnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/05/03/19301351/asmara-berujung-maut-nyawa-supartini-melayang-di-kebun-jagung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke