Korban gantung diri diduga stres karena tidak bisa melafazkan ijab kabul saat akan menjalani pernikahan dengan calon istrinya.
Menurut informasi dari kepolisian, awalnya Sido melaksanakan ijab kabul di rumah calon istrinya, Senin (9/4/2018) malam. Namun, lantaran gagal, Sido meminta ijab kabul diulangi di Musala Al Muhajirin.
Pada saat menunggu pihak keluarga salat Isya, Sido pamit untuk pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Sido tak kunjung muncul, yang membuat warga dan calon mempelai wanita resah.
Setelah dicari, Sido ditemukan tergantung pada lilitan tali di sebuah rumah kosong. Sejumlah saksi melihat korban masih bergerak.
"Saksi dan warga sempat mencoba menolong, namun akhirnya korban meninggal dunia," kata Kapolres Kuansing AKBP Fibri Karpiananto, Selasa (10/4/2018).
Dia mengatakan, motif korban bunuh diri diduga stres karena tidak bisa melafazkan ijab kabul.
Namun, kasus ini tidak dilakukan penyelidikan karena pihak keluarga korban menolak.
"Keluarganya ikhlas atas kejadian itu. Lalu, membuat surat pernyataan tidak diotopsi atau diproses secara hukum," kata Fibri.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Berikut daftar layanan konseling yang bisa Anda kontak ataupun untuk mendapatkan informasi seputar pencegahan bunuh diri:
Gerakan "Into The Light"
Facebook: IntoTheLightID
Twitter: @IntoTheLightID
Email: intothelight.email@gmail.com
Web: intothelightid.wordpress.com
https://regional.kompas.com/read/2018/04/10/23150601/seorang-pria-gantung-diri-karena-tak-bisa-ucapkan-ijab-kabul-pernikahan