Salin Artikel

Kesan Pekerja Mengikuti Program Padat Karya Jalur Ganda Bogor-Sukabumi

Dalam kunjungannya, Jokowi juga mengajak dialog para pekerja untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan. 

Ujang (30) adalah salah satu pekerja yang berdiskusi dengan Jokowi.

Ia merupakan warga Cicurug yang diberdayakan pemerintah melalui program padat karya proyek tersebut.

Sebelum bekerja di proyek ini, ia adalah seorang pedagang asongan.

Ujang mengatakan, penghasilan yang didapatnya kini lebih besar dibanding saat bekerja asongan. 

Ia bisa mengantongi uang Rp 3 juta per bulan.

"Alhamdulillah, cukup. Sehari saya dibayar Rp 100.000. Kalau dulu pas dagang, ya, enggak tentu dapatnya berapa," kata Ujang.

Ia menambahkan, banyak warga sekitar yang juga berkesempatan bekerja di proyek yang rencananya selesai akhir tahun ini.

"Ada yang dari warga sini, ada juga yang dari tempat lain. Semua warga yang bekerja di sini sampai tiga bulan saja," tuturnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, proyek jalur ganda KA Bogor-Sukabumi sepanjang 57 kilometer itu merupakan bagian program padat karya.

Artinya, akan ada banyak tenaga kerja yang diserap, khususnya warga lokal.

Dia mengatakan, saat ini, sudah ada 200 warga lokal terlibat dalam pengerjaan tahap pertama jalur ganda KA Bogor-Sukabumi yang membentang dari Cicurug hingga Cigombong.

"Kami memang secara khusus minta kepada kontraktor harus menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak. Per hari, mereka dapat Rp 100.000. Jadi kalau full kerja sebulan dapat Rp 3 juta, kalau enggak full sekitar Rp 2,6 juta. Itu sesuai upah minimum regional (UMR)," kata Budi.

Program padat karya meliputi pekerjaan pembersihan lahan, jembatan darurat, serta akses jalan.

"Padat karya bukan hanya di sini saja, ada di Pelabuhan Ratu, Jawa Tengah, Makassar. Spirit-nya itu win-win solution, artinya pemerintah mendapat support tenaga kerja dan mereka (pekerja) mendapat penghasilan," ujarnya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/04/07/18155401/kesan-pekerja-mengikuti-program-padat-karya-jalur-ganda-bogor-sukabumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke