Salin Artikel

Politisi PKB Ajak Masyarakat Ambil Hikmah dari Kasus Puisi Sukmawati

Isi puisi tersebut menuai kontroversi di kalangan publik. Beberapa kelompok masyarakat sudah melaporkan anak mantan Presiden Soekarno ini ke pihak kepolisian.

Oleh mengatakan, meski tetap menyayangkan soal isi puisi tersebut yang dianggap melukai umat Islam, namun sebaiknya Sukmawati dimaafkan.

"Kita bisa memaafkan mengingat sekarang suasananya yang sangat membutuhkan kondusivitas terkait tahun politik, agar ke depannya masyarakat bisa menjalankan hak politiknya dalam memilih tanpa dipengaruhi unsur-unsur yang bersifat kontraproduktif, termasuk soal kebencian terhadap orang lain," tandas Oleh kepada Kompas.com, Kamis (5/4/2018).

Selain itu, Oleh juga berharap kasus ini menjadi pelajaran berharga terkait kedewasaan dalam berbangsa.

"Bahwa ada banyak hal yang sebenarnya bisa dijadikan alasan untuk bertikai, meski juga sebetulnya lebih banyak alasan yang mendukung untuk supaya bangsa bisa bersatu dalam rangka usaha-usaha produktif membangun jati diri bangsa kita," kata Oleh.

Oleh mengimbau kasus ini jangan dijadikan komoditas politik, apalagi dalam suasana menjelang pemilihan umum.

"Bagi para pihak yang merasa tidak nyaman, bahkan merasa tersakiti oleh puisi ini, ya ranahnya ada di proses hukum. Tempuh dengan jalur hukum, bukan jalur jalanan," tandasnya.

Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf dan mengatakan tidak berniat menghina umat Islam Indonesia dengan puisi yang dibacakannya pada saat pageralan 29 tahun Anne Avantie.

Dia mengaku sebagai seorang muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislamannya. "Puisi 'Ibu Indonesia' yang saya bacakan sesuai dengan tema acara pergelaran busana yakni Cultural Identity, yang semata mata adalah pandangan saya sebagai seniman, budayawati dan murni karya sastra Indonesia," kata Sukmawati saat memberi klarifikasi di Warung Daun, Cikini, Rabu (4/4/2018).

"Saya adalah putri seorang Proklamator, Bung Karno, yang dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang mendapatkan gelar NU sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi As Syaukah," kata Sukmawati.

Selengkapnya baca: Sambil Terisak, Sukmawati Minta Maaf Terkait Puisinya  

https://regional.kompas.com/read/2018/04/05/19112131/politisi-pkb-ajak-masyarakat-ambil-hikmah-dari-kasus-puisi-sukmawati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke