Keinginan Ida Fauziyah jika Terpilih Jadi Wagub Jateng

KUDUS, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur Jawa Tengah, Ida Fauziyah, menilai selama ini keberadaan pondok pesantren kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Karenanya, jika nanti ia terpilih memimpin Jateng, dukungan terhadap eksistensi para santri akan menjadi salah satu program yang diprioritaskan.

"Meski menjalankan tugas negara, ponpes dibiarkan berjalan sendiri. Jika diberi amanah memimpin Jateng nanti, akan ada APBD yang pro santri," kata mantan Ketua Umum Fatayat NU itu dalam orasi politiknya saat rapat koordinasi pengurus ranting Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Griya Raharja, Kudus, Kamis (8/3/2018) sore.

Komitmen Ida untuk mengoptimalkan perkembangan pendidikan para santri ini didasari atas apresiasinya terhadap resensi ponpes di Jateng. Hingga saat ini, ponpes terus bertahan dalam kemandirian di tengah gempuran roda zaman. 

"Setengah juta lebih santri dari 6.000 lebih pesantren yang selama ini berjalan sendiri di Jateng. Tak ada perhatiannya selama ini," kata Ida.

Ida optimistis pada Pilkada Jateng 2018, banyak suara warga nahdliyin yang menjatuhkan pilihan kepadanya, terutama Kudus. Terlebih lagi, pada Pilkada Kudus 2018 terdapat pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung PKB, yaitu HM Tamzil dan Hartopo.

"Jika Pak Tamzil memenangkan Kudus, maka itu jadi tulang punggung pemenangan kami. PKB cukup besar di wilayah pantura," ucapnya.

Turunkan kemiskinan

Dalam kesempatan itu, Ida juga mengutarakan keinginannya untuk menurunkan angka kemiskinan di Jateng. Ida menyebutkan, selama ini kemiskinan di Jateng masih menjadi sorotan nasional. 

"Kemiskinan di Jateng masih tinggi. Salah satu faktornya karena kurang maksimalnya upaya pemanfaatan sumber daya alam. Kami akan menurunkan angka kemiskinan yang saat ini 12 persen menjadi 6 persen. Program telah kami siapkan, di antaranya dengan menyediakan 5.000 lapangan kerja dan 1 juta wirausahawan," tutur Ida.