Salin Artikel

Lantai 2 dan 3 Matahari Kudus Ludes Terbakar

Warga setempat, Teguh Riyadi (35) mengatakan, kepulan asap hitam yang bersumber dari bangunan Matahari Kudus mulai terlihat warga sekitar pukul 06.00 WIB.

Para pedagang Pasar Bitingan yang berlokasi tak jauh dari Matahari Kudus sontak berlari berhamburan membawa barang-barangnya.

"Para pedagang yang panik melihat asap hitam dari Matahari Kudus, bubar menyelamatkan barang dagangannya," kata Teguh.

Tak berapa lama, TNI, Kepolisian, dan BPBD tiba di lokasi kejadian. Belasan unit kendaraan pemadam kebakaran dioperasikan untuk mengatasi kobaran api. 

Proses pemadaman api menjadi tontonan warga. Mereka berkerumun di sekitar lokasi kejadian untuk menyaksikan. Sementara sejumlah pemilik gerai di lantai dasar sibuk menyelamatkan barang dagangannya, dibantu warga.

Sat Lantas Polres Kudus diterjunkan untuk mengurai arus lalu lintas yang tersendat di pusat perkotaan Kudus itu.

"Jalur kami alihkan ke jalur lain. Tersendatnya arus karena banyaknya warga yang berdatangan untuk menyaksikan kebakaran," kata Kasat Lantas Polres Kudus, AKP Eko Rubiyanto.

Asap Hitam Pekat

Asap hitam pekat mengepul membumbung tinggi dari celah bangunan yang mulai beroperasi sejak 1990 lalu itu. Suara berisik dari benda yang terbakar terus terdengar bahkan hingga jarak jauh dari lokasi kejadian.

Suara polisi melalui pengeras suara pun terdengar. Polisi mengimbau warga tidak mendekati lokasi karena berbahaya. 

Petugas pemadam kebakaran terus berjibaku menjinakkan api. Untuk mempercepat proses pemadaman, petugas dan warga memecahkan sejumlah kaca Matahari Kudus. Satu per satu kaca dilempari batu.

Sekitar pukul 12.00 WIB, api sudah bisa dikendalikan. Meski demikian, asap putih tipis masih mengepul.

Seisi ruangan lantai 2 dan 3 ludes terbakar. Api juga merembet membakar sebagian lantai 1.  Sementara para penjinak api masih sibuk menyiramkan air untuk pendinginan.

Store Manager Matahari Kudus, Djarot Trinobo menuturkan, tidak ada korban jiwa dalam insiden naas ini. Sebab, kebakaran terjadi saat tidak ada aktivitas di dalam Matahari Kudus.

"Jadi kebakaran saat belum beroperasi. Tak ada korban jiwa. Saat semalam kami tutup kami tak merasakan firasat apapun. Dugaannya kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 05.00 WIB," katanya.

Djarot mengatakan, lantai 2 dan 3 yang ludes terbakar merupakan pusat fesyen dan food court, serta bioskop. Mengenai total kerugian, hingga kini pihaknya masih menghitungnya. 

"Untuk lantai satu sebagian berisi sepatu dan sandal serta kios yang bukan milik Matahari. Jumlah pekerja kami sekitar 300-an orang. Kami serahkan penyelidikan kepada kepolisian, yang pasti sudah kami asuransikan. Lantai 2 dan 3 ludes," tuturnya.

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satpol PP Kudus, Didik Hartoko menyampaikan, kobaran api terus merembet karena mayoritas di dalam rungan berisi benda yang mudah terbakar.

Petugas pun kesulitan masuk ke dalam karena terhalang asap hitam yang telah memenuhi seluruh ruangan.

"Petugas tidak bisa masuk ke dalam karena asap hitam yang membahayakan sudah memenuhi ruangan. Puing-puing berjatuhan juga membahayakan nyawa petugas. Untuk itu kami hanya bergerak dari luar," ungkapnya.

Saat kebakaran terjadi, petugas mengantisipasi api supaya tidak merembet ke bangunan lain yang berdekatan dengan Matahari Kudus. Di seberang Matahari Kudus terdapat Kudus Ekstensien Mal (Hypermart) serta beberapa bangunan lain.

"Petugas melakukan penyekatan dengan menyiramkan air agar api tidak merembet. Di sebelah selatan gedung terdapat rumah sakit umum, petugas juga melakukan penyekatan agar tidak menjalar ke sana," katanya.

Kapolres Kudus, AKBP Agusman Gurning menyampaikan, kepolisian akan segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya kebakaran.

"Penyebabnya belum diketahui. Tak ada korban jiwa. Kami akan segera menggelar olah TKP serta identifikasi forensik nanti jika bangunan sudah kondusif," pungkas Agusman.

https://regional.kompas.com/read/2018/02/22/18573361/lantai-2-dan-3-matahari-kudus-ludes-terbakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke