Salin Artikel

Santri di Probolinggo Sulap Sampah Jadi Paving Kuat dan Berwarna

Mereka menyulap sampah plastik menjadi paving yang kekuatannya tak kalah dengan paving biasa. Ketebalan paving mencapai 6 cm dengan panjang 20 cm.

Ide ini berawal dari pemandangan sampah yang menumpuk di sekitar ponpesnya, bertebaran di sana-sini. Padahal sampah, terutama sampah plastik, sulit dimusnahkan. 

Keresahan tersebut mendorong Muzakki Hasyim, santri kelas VIII MTs Zainul Hasan Genggong, memanfaatkan sampah agar bernilai. Dengan bimbingan gurunya, Nanang Isharianto, Muzaki menciptakan produk inovatif, yakni paving berbahan sampah plastik.  

Nanang menjelaskan, plastik dibakar tidak akan hangus, dikubur pun sulit terurai. Karena itu, plastik ternyata memiliki kekuatan. Pas bila dibuat paving.

“Sekitar dua bulan kami dan santri memikirkan cara memanfaatkan sampah plastik tersebut. Alhasil, muncul ide untuk mengolah sampah plastik itu untuk dicetak menjadi paving,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (18/2/2018).  

Sejumlah santri lalu mempraktekkan pembuatan paving dari bahan sampah plastik. Setelah sampah plastik digoreng hingga meleleh, plastik meleleh itu lalu dicetak menjadi serupa paving stone.

Hasil cetakan kemudian direndam di dalam air dingin sekitar 30 menit. Setelah dingin, cetakan itu menjadi keras. Lalu, paving dikeringkan dan diwarnai sesuai selera. Ada yang mewarnai dengan merah, hitam, dan biru. Di bagian tengah paving diberi garis-garis. 

“Proses pembuatan paving memakan waktu cukup lama. Pembuatan satu buah paving butuh banyak sampah plastik. Setiap satu paving butuh 1,5 kg sampah plastik. Jika plastiknya kresek, satu paving bisa habis 4 kilogram,” tukasnya.

Sementara ini, kreativitas santri tersebut masih dalam fase percobaan. Sebab, cetakan yang tersedia baru ada satu jenis. Dalam sehari cetakan tersebut bisa menghasilkan 5-6 paving, tergantung stok plastik di gudang.

“Paving plastik itu bisa dikatakan lebih kuat dari paving biasanya. Meskipun diinjak atau dilempar, tidak akan pecah. Paving yang dicetak itu berdiameter 20 cm dan ketebatalan 6 cm,” katanya.

Karena setiap satu paving menghabiskan plastik cukup banyak, harga jualnya juga terhitung mahal. Setiap satu buah paving dibanderol Rp 15.000. Bahkan pembeli bisa meminta jenis pesanan paving yang diinginkan, termasuk warnanya.

Kepala MTs Zainul Hasan Genggong, KH Moh Hasan Naufal mengatakan, produk paving yang diciptakan santrinya akan terus dikembangkan. Ia menargetkan, produk tersebut bisa terjual di pasaran sehingga menyaingi produk paving lainnya di Kabupaten Probolinggo.

“Kami akan tambah alat cetaknya supaya bisa menciptakan paving lebih banyak lagi dalam sehari. Sampah plastik yang disulap menjadi paving, selain menjaga kebersihan dan mengurangi sampah, juga bisa digunakan untuk membikin paving,” jelasnya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/02/22/09223231/santri-di-probolinggo-sulap-sampah-jadi-paving-kuat-dan-berwarna

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke