Salin Artikel

Habis Taman Bermain, Bakal Terbit Masjid Rp 151 Miliar

Di samping sebagai tempat ibadah, keberadaan Masjid Taman Sriwedari diproyeksikan menjadi destinasi wisata baru di Kota Solo.

Masjid Taman Sriwedari dibangun di lahan bekas taman hiburan rakyat (THR) Sriwedari. Taman Sriwedari merupakan peninggalan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) X.

Taman Sriwedari dibangun sekitar tahun 1985 dikenal sebagai sebutan Bon Rojo (Taman Raja). Nama THR Sriwedari sudah melekat dan menjadi ikon di Kota Solo.

Keberadaan THR Sriwedari telah melahirkan bibit-bibit seniman dalam bidang musik. Ada keroncong, campursari, dan dangdut.

Sayang, ikon Kota Solo itu sudah hilang. THR Sriwedari resmi ditutup pada 4 Desember 2017 seiring penataan Taman Sriwedari yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta.

Bekas lahan seluas 17.200 meter persegi akan didirikan bangunan masjid dengan lima menara. Bahkan, satu menara Masjid Taman Sriwedari diklaim tertinggi di Indonesia, yakni 114 meter. Bangunan Masjid Taman Sriwedari sendiri mengadopsi Masjid Agung Demak.

"Taman Sriwedari dulu Bon Rojo. Tempat ini sangat strategis kita pilih untuk pendirian masjid dengan menyesuaikan fungsi taman Sriwedari," kata Ketua Pembangunan Masjid Taman Sriwedari Surakarta, Achmad Purnomo, ketika ditemui di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu (21/2/2018).

"Masjidnya begitu tradisional. Bangunan masjid mengadopsi Masjid Agung Demak," tambah Purnomo.

Namun sebelum menentukan konsep bangunan masjid, Purnomo bersama tim pembangunan telah melakukan studi banding ke berbagai masjid yang ada di Indonesia. Seperti Masjid Agung Demak, Masjid Raya Pekanbaru, Masjid Menara Kudus, dan Masjid Jami Lasem Rembang.

Wakil Wali Kota Surakarta ini juga menambahkan, pembangunan Masjid Taman Sriwedari merupakan permintaan dari warga masyarakat Kota Solo. Rencana pembangunan masjid di tengah pusat kota ini sudah ada sejak mantan Wali Kota Surakarta, Joko Widodo.

Bangunan Masjid Taman Sriwedari terdiri dua lantai dan mampu menampung lebih dari 7.600 jemaah. Purnomo menambahkan, untuk memperindah pemandangan di sekitar masjid juga akan dilengkapi taman.

Senilai Rp 151 miliar

Pembangunan Masjid Taman Sriwedari tidak menggunakan anggaran APBD maupun APBN. Akan tetapi menggunakan dana sumbangan bersumber dari CSR. Adapun nilainya mencapai Rp 151 miliar.

Purnomo menjelaskan, satu dari lima menara masjid dibangun menggunakan anggaran bersumber APBD Kota Surakarta senilai Rp 1 miliar. Menara masjid ini akan dibangun melalui sistem lelang.

"Sosialisasi kepada warga masyarakat terkait pembangunan masjid sudah kami lakukan. Mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan, RT (rukun tetangga) maupun RW (rukun warga)," ungkapnya.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengaku, sudah memberi tahu terkait pembangunan Masjid Taman Sriwedari ke Jakarta.

"Kalau Presiden untuk membangun masjid pasti menyetujui. Saya tidak memiliki kepentingan lain, kecuali menyelesaikan apa yang pernah dibicarakan dengan Habib Novel pernah omong dengan wali kota yang saat ini menjadi presiden," tutur Rudy.

Apabila masjid itu sudah selesai dibangun, Rudy mengatakan akan meminta Presiden Jokowi untuk meresmikannya.

Ulama Kota Solo, KH Mohammad Dian Nafi mengatakan, Masjid Taman Sriwedari memiliki tiga aspek, yakni keislaman, keindonesiaan dan kesejarahan. Lima menara yang berdiri di Masjid Taman Sriwedari itu menggambarkan rukun Islam yang lima dan dalam aspek keinsonesiaan adalah Pancasila.

"Dari sisi kesejarahan model bangunan masjid ini menggunakan arsitektur Jawa. Sehingga sesuai dengan penataan Taman Sriwedari yang dilakukan Pemkot Surakarta," ungkap pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muayyad Windan, Makamhaji cabang Ponpes Al Muayyad Solo.

Ke depan, lanjut dia, Masjid Taman Sriwedari akan menjadi kebanggaan warga masyarakat Kota Solo dan umat Islam. Keberadaan Masjid Taman Sriwedari juga menjadi tempat bagi generasi milenial untuk menjalin dialog dalam membangun kerukunan.

Warga Solo, Kustanto, mengapresiasi langkah Pemkot untuk membangun Masjid Taman Sriwedari. Di sisi lain keberadaan masjid itu akan menghilangkan sejarah Bon Rojo peninggalan PB X.

"Sebenarnya THR enggak perlu ditutup. Bisa dicarikan tempat lain sehingga ikon Solo ini bisa tetap ada. Karena THR sudah melekat di masyarakat Solo," tuturnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/02/22/07000091/habis-taman-bermain-bakal-terbit-masjid-rp-151-miliar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke