Salin Artikel

Bupati Mundjirin Prihatin Kasus Video Mesum Pelajar SMP

Kejadian ini, menurut Mundjirin, tidak hanya mencoreng wajah dunia pendidikan di Kabupaten Semarang, tetapi juga seluruh Indonesia.

Apalagi, yang paling miris, pemeran di video mesum tersebut adalah para pelajar yang masih berusia sangat belia, yakni 13 tahun dan 16 tahun.

"Ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Jadi, tidak bisa tanggung jawab itu diserahkan sehari penuh ke sekolah saja," ucapnya, Jumat (26/1/2018) pagi.

Terkait hal itu, Pemkab Semarang akan mengkaji sebuah sistem jaring pengaman sosial untuk memantau anak-anak di luar jam pelajaran sekolah.

Dalam kajian itu, nantinya akan dirumuskan bagaimana mekanisme pengawasan anak-anak, mulai di sekolah hingga kembali ke kerumah.

"Karena kalau sore dia mengaji kemudian latihan pramuka, latihan kebudayaan, kesenian, dan sebagainya itu bisa ndak dipantau. Ini sedang kami kaji, kalau bisa ya ada laporannya ke guru-guru keesokan harinya," katanya.

Baca juga: Heboh, Video Mesum Diduga Pelajar SMP dan Siswi SMA di Ungaran

Bus sekolah

Bupati Mundjirin juga akan menganggarkan pengadaan bus sekolah minimal dua unit di setiap eks kawedanan sebagai salah satu cara memantau anak-anak sekolah.

"Kami akan mengusulkan anggaran, bagaimana kalau di tiap-tiap eks kawedanan bisa punya minimal dua bus sekolah," kata Mundjirin.

Saat ini, pengadaan bus sekolah baru ada dua unit untuk wilayah pinggiran di Ungaran timur dan Ungaran barat.

Mundjirin melihat, keberadaan bus sekolah tersebut cukup efektif untuk memantau anak-anak.

"Ternyata untuk transportasi sekolah itu bukan hanya karena sekolah itu terpencil atau jarak ke sekolah jauh, melainkan anak-anak yang sekolah itu betul-betul berangkat sama-sama, pulang juga sama-sama. Jadi, lebih terpantau," katanya.

Evaluasi kinerja pengawas sekolah

Bupati Mundjirin mengatakan, mencuatnya video mesum pelajar ini sekaligus menjadi momentum bagi Pemkab Semarang mengevaluasi kerja-kerja pengawas sekolah selama ini. Pihaknya ingin agar tugas para pengawas sekolah ini nantinya juga dioptimalkan untuk mengawasi perkembangan anak didik di luar jam pelajaran sekolah.

Ia mengajak semua elemen masyarakat, mulai dari orangtua, tokoh masyarakat, guru, hingga tokoh agama, bergerak bersama membina akhlak, moral, dan mental anak-anak sehingga tidak mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan perilaku negatif lainnnya.

"Kita dosa kalau meninggalkan anak-anak kita, keturunan kita yang lemah. Apalagi, lemah akhlaknya, moralnya, lha, mau seperti apa?" katanya.

Sebagaimana diketahui, video mesum berdurasi tiga menit yang diduga dilakukan dua pelajar menghebohkan publik Semarang karena viral melalui WhatsApp.

Diduga pemeran pria adalah LR (13), pelajar SMP, dan pemeran perempuan UN (16), siswi SMK di Pringapus. Video tersebut diperkirakan dibuat di rumah siswa SMP pada 2017 dan saat ini masih beredar luas.

Saat ini, para pelajar yang diduga ada dalam video tersebut disebutkan telah mengundurkan diri dari sekolah.

Kasus video mesum tersebut masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Semarang.

Dalam perkembangannya, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kabupaten Semarang menerjunkan tim untuk mendampingi pelaku video mesum pelajar yang viral baru-baru ini.

Pendampingan dilakukan untuk meminimalkan dampak psikologis kedua pelaku yang masih tergolong anak-anak.

https://regional.kompas.com/read/2018/01/26/10203751/bupati-mundjirin-prihatin-kasus-video-mesum-pelajar-smp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke