Salin Artikel

Tanah Longsor di Trenggalek, Jalur Penghubung Dua Kecamatan Terputus

“Hari ini kami masih sebatas melakukan koordinasi bersama beberapa pihak. Sebab, sampai saat ini tanah masih labil dan masih dalam proses penelitian oleh tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM),” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Trenggalek, Muhammad Sholeh, di lokasi.

Ketebalan material longsor berupa tanah dan pohon menutup seluruh badan jalan dengan ketebalan mencapai 5 hingga 10 meter, sedangkan panjang material longsor mencapai 200 hingga 300 meter. Selain itu, kondisi tanah yang masih labil ditambah cuaca sering turun hujan menyulitkan rencana pembersihan material longsor.

“Material longsor ini sangat banyak sekali. Kondisi tanah juga masih labil sehingga sangat hati-hati untuk menentukan dan melakukan proses pembersihan material longsor,” ujar Muhammad Sholeh.

“Kemarin dan hari ini kami sudah meneliti secara detail. Untuk pembersihan material masih sangat rawan karena kami menemukan ada beberapa retakan yang berpotensi longsor susulan. Pembersihan bisa dilakukan mulai besok, diawali membersihkan material yang menutup aliran air,” ucap Farma Feradi, peneliti dari UGM.

Sementara itu, sejumlah warga setempat membuat jalur setapak di atas material longsor sebagai jalur darurat. Meski kondisi tanah masih labil dan sering terjadi longsoran kecil, beberapa warga nekat melintas dengan berjalan kaki maupun menggunakan sepeda motor.

Warga memilih melintas meski kondisi jalur sulit dan membahayakan karena jalur alternatif yang ada kondisinya juga lebih sulit dan jarak tempuh lebih jauh.

“Saya dari Munjungan mau ke arah Trenggalek. Jalannya sangat sulit dan menantang, tapi lumayan dekat. Saya memilih jalur ini daripada yang alternatif. Jalannya lebih sulit dan jarak juga lebih jauh sekali,” ucap Rianto (38), warga yang nekat melintas di atas material longsor.

Rencananya, pembersihan material longsor akan melibatkan anggota Basarnas Pos Trenggalek, kepolisian, Perhutani, dan anggota TNI. Pembersihan akan dilakukan dengan menggunakan dua alat berat jenis loader dan dua ekskavator.

Pada Selasa pagi hingga sore, Pemerintah Kabupaten Trenggalek masih berkoordinasi dengan berbagai pihak guna membahas metode pembersihan material longsor. Sebab, butuh waktu antara dua hingga tiga bulan untuk dibersihkan secara total. Yang menjadi prioritas utama pembersihan material longsor agar membuka akses sehingga segera terhubung.

“Yang kami utamakan adalah terlebih dahulu membuka jalur agar bisa dilalui masyarakat. Untuk proses pembersihan akan lama sekali apabila harus dibersihkan total, dan sangat membahayakan. Opsi lainnya adalah kami bersihkan sebagian dan dibangun jalur baru di atas jalur lama,” papar Muhammad Sholeh.

Ribuan kubik tanah yang menutup total jalur utama penghubung Kecamatan Kampak menuju Kecamatan Munjungan ini berada di Desa Ngadimulyo. Longsor terjadi dari sisi tebing setinggi sekitar 150 meter dan luas sekitar empat hektar. Atas peristiwa ini, belum ada laporan orang hilang maupun korban jiwa.

“Tanah yang longsor berada di Kilometer 16 Desa Ngadimulyo milik Perhutani Petak 147 Blok D, Dusun Watukembang dan Dusun Suwaru, Kecamatan Kampak, Trenggalek,” ujar Wakil Administratur Perhutani BKPH Kediri Selatan, Andi Iswindiarto.

https://regional.kompas.com/read/2018/01/23/19595741/tanah-longsor-di-trenggalek-jalur-penghubung-dua-kecamatan-terputus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke