Salin Artikel

Menengok Gereja Warisan Belanda Penanda Nol Kilometer di Pulau Bangka

Salah satunya adalah bangunan Gereja Protestan GPIB Maranatha yang lokasinya berada persis di pusat kota.

Sejarawan Pangkal Pinang, Akhmad Elvian mengatakan, GPIB Maranatha yang berhadapan dengan Alun-alun Lapangan Merdeka adalah penanda titik nol kilometer untuk wilayah Pulau Bangka.

“Gereja ini telah berdiri sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Tepatnya dibangun pada masa kepemimpinan Residen JE Edie pada tahun 1926 sampai 1927 Masehi,” kata Akhmad Elvian saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (23/12/2017).

Pada saat ini atau berselang sembilan puluh tahun lamanya, bangunan gereja masih berdiri kokoh.

Akhmad mengungkapkan, ciri khas utama dari bangunan gereja ini adalah menara jam yang menjulang setinggi 30 meter. Di lantai tiga menara bisa ditemukan lonceng serta mesin jam yang merupakan buatan langsung pabrik dari Belanda.

“Sepotong pelat baja yang tertempel pada mesin jam bertuliskan bahasa Belanda, Nederlandsche Fabriek Van Torenuurwerken dengan angka 1930. Sayangnya sejak beberapa tahun silam, jam dan lonceng tidak lagi berfungsi,” bebernya.

Ia berharap pemerintah kota segera memperbaiki menara berikut mesin jam yang ada di dalamnya.

“Saya masih ingat ada tukang China yang bisa memperbaiki mesin itu,” sebutnya.

Meskipun jam tak lagi berfungsi, corak warisan sejarah masih terlihat jelas dari bagian bangunan lainnya. Seperti adanya dinding setebal tiga puluh sentimeter yang dibuat berundak, menggunakan bebatuan granit.

Terdapat banyak jendela di sepanjang dinding yang kondisinya masih bagus. Menariknya jendela ini menggunakan paku atau pasak yang terbuat dari kayu.

Desain khas lainnya dari gereja ini bisa dilihat dengan adanya ventilasi pada dinding bagian bawah. Ventilasi ini membantu sirkulasi udara saat jemaat dalam posisi duduk.

Menjelang ibadah Natal kali ini, ruangan dalam gereja mulai dibenahi. Kursi-kursi dan meja untuk para jemaat ditata seperti gereja pada umumnya. Ada pohon natal, mimbar dan musik yang dipersiapkan.

Pendeta GPIB Maranatha, Salmon AJ Bawole menyebutkan, kegiatan ibadah dilaksanakan secara rutin setiap minggunya. Kelompok jemaat juga menggelar latihan menyanyi dan kegiatan sosial.

“Sebagai cagar budaya kami ikut merawat bangunan ini dengan baik. Tidak diperbolehkan untuk mengubah bentuk bangunan utama,” kata Salmon.

Pantauan Kompas.com, arus lalu lintas di depan gereja tergolong padat. Ada banyak keramaian di kawasan alun-alun yang lokasinya berseberangan.

Jalan Sudirman yang membentang di depan gereja merupakan jalur utama yang membelah Pulau Bangka.

Keberadaan gereja yang masih lestari hingga saat ini diharapkan makin memperkaya khasanah wisata warisandi Kota Pangkal Pinang.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/23/16143171/menengok-gereja-warisan-belanda-penanda-nol-kilometer-di-pulau-bangka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke