Salin Artikel

Badai Cempaka, 1 Desa di Gunungkidul Sulit Diakses akibat Jalan Tertutup Longsor

Kasi Logistik dan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sutaryono mengatakan, untuk dampak badai cempaka pada 28 November lalu, masih ada satu desa, yakni Tegalrejo yang masih sulit diakses. Sebab, jalan menuju tiga dusun masih tertutup material longsoran.

"Masih ada satu lokasi yang sulit dijangkau, karena tertutup material longsoran di Desa Tegalrejo, Gedangsari. Di sana masih ada material longsor yang menutup akses masyarakat. Kami sudah melakukan survei ke sana tetapi memang kondisinya sulit, bahkan operator alat berat tidak berani ke sana," katanya saat dihubungi, Jumat (15/12/2017).

Dia mengatakan, satu-satunya jalan sudah bisa diakses kendaraan roda dua. Untuk membersihkan harus secara manual karena sulitnya medan.

"Sudah terbuka aksesnya walaupun hanya separuh," ucapnya.

Dari pantauan Kompas.com, warga harus bertaruh nyawa saat melintas di jalan yang menghubungkan antar-dusun ini. Hal ini lantaran material longsoran menutupi jalur itu pada 28 November lalu saat badai siklon Cempaka berembus di Yogyakarta, dan sekitarnya.

Sudah 16 hari pasca-longsor, material bekas longsoran masih dibiarkan menumpuk dan menutup sebagian besar jalan.

Jalan yang sebelumnya bisa dilalui mobil hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, dengan medan penuh lumpur, dan di samping jalan terdapat jurang.

Beberapa orang warga desa setempat berusaha memecahkan batu secara manual menggunakan palu dan alat bantu sederhana lainnya. Batu dengan diameter sekitar 20 meter sewaktu-waktu bisa longsor dan menimpa jalan tersebut.

Salah seorang warga, Satiman mengaku ia setiap hari melewati jalan tersebut meski kondisinya cukup berbahaya. Jalan tersebut biasa dilalui warga dari tiga dusun, yakni Ngipik, Ketelo dan Gupit.

"Jalan putus semua. Tidak ada jalan lain. Ya, takut jalan kayak gitu. Takutnya ya jatuh, karena licin," katanya ditemui di lokasi.

Jembatan kecil pun hilang tersapu tanah. Warga berinisiatif membangun jembatan sederhana dari bambu. "Belum ada bantuan perbaikan jalan," ucap Satiman.

Warga lainnya, Bintang Eko Saputro berharap pemerintah segera membantu membersihkan material longsoran, sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa.

"Ya, ada rasa takut was-was. Harapannya itu segera dibenahi. Semoga ada tindakan dari pemerintah sehingga jalannya bisa kembali normal," tuturnya.

Kepala desa Tegalrejo, Sugiman mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait perbaikan infrastruktur dan rumah.

"Untuk perbaikan jalan antar-dusun tersebut kami sudah mendatangkan operator backhoe (alat berat), tetapi memang tidak ada yang berani di sana karena kondisinya seperti itu," katanya.

Dia mengatakan, ada dua dusun, yakni Ketelo dan Ngipik yang terdampak longsor, karena ada dua rumah yang rusak parah tertimpa longsoran. Sementara puluhan lainnya terancam. Pihaknya bersama pemda DIY berupaya merelokasi warga.

"Kita berencana melakukan relokasi warga yang terancam, dengan menyediakan tanah sultan ground. Tetapi kami masih menunggu koordinasi masing-masing dukuh. Kemungkinan tahun depan untuk tahap rehap rekon karena tahun ini tidak bisa," ucapnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/15/09354051/badai-cempaka-1-desa-di-gunungkidul-sulit-diakses-akibat-jalan-tertutup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke