Salin Artikel

Khawatir Pemanasan Global, Hamdani Ciptakan Alat Pencuci Asap

BENGKULU, KOMPAS.com - Polusi udara dari sisa pembakaran asap pabrik, knalpot kendaraan bermotor, dan sampah yang membebani diyakini para ilmuwan sebagai salah satu penyebab perubahan iklim dan pemanasan global.

Berbagai upaya dilakukan negara-negara di dunia untuk mengurangi dampak buruk dari kotornya udara.

Di Bengkulu, Hamdani (56), warga Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, berhasil menemukan sebuah alat yang mampu mencuci asap.

"Alat pencuci asap ini dapat digunakan untuk menghilangkan asap dari pembakaran sampah, menghilangkan asap cerobong pabrik industri skala besar, sedang, hingga kecil. Prinsipnya alat ini mampu mencuci asap menjadi hilang," kata Hamdani saat dijumpai di rumahnya, Minggu (10/12/2017).

Alat pencuci asap tersebut dibuat Hamdani cukup sistematis. Alat itu terdiri dari drum yang digunakan sebagai tempat membakar sampah. Drum tersebut dihubungkan ke tabung berisi air menggunakan pipa. Di dalam tabung tersebut asap akan dicuci menggunakan penggerak bermesin, hingga tak ada lagi asap sisa pembakaran sampah.

"Dari tabung yang berisi air asap akan diubah menjadi air, lalu airnya akan dikeluarkan dari tabung, asap sudah tidak ada lagi," jelas Hamdani.

Ia sempat menjalankan mesin tersebut, dan memasukkan sampah ke dalam drum lalu sampah itu dibakar. Asap tebal tampak di dalam drum, lalu drum ditutup sehingga asap beralih ke tabung berisi air untuk dicuci.

"Prinsip kerjanya sederhana, asap dicuci hingga hilang," ujar Hamdani.

Ia menambahkan, air sisa pencucian asap tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik penyubur tanah dan pengusir hama daun.

"Air ini sempat diteliti oleh pihak Universitas Bengkulu dan dinyatakan sangat baik untuk pupuk organik. Banyak petani yang datang meminta airnya," kata Hamdani.

Hamdani menceritakan, dengan alat temuannya itu, ia kerap kali diundang oleh pemerintah untuk ikut dalam lomba dan pameran berskala nasional. Hasil karya Hamdani menjadikan dirinya kerap diminta oleh pihak swasta untuk presentasi perkenalan produk.

"Seingat saya, ada dua unit dibeli oleh sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Ada juga salah satu provinsi yang pihak rumah sakitnya dalam waktu dekat meminta saya untuk presentasi produk," ungkapnya.

Dirinya mengklaim alatnya tersebut dapat mencuci asap dengan jumlah material yang dibakar dalam jumlah besar.

"Untuk skala perusahaan besar, alat ini mampu bekerja dengan baik, tinggal disesuaikan saja ruang pembakarannya dan tabung. Tidak ada persoalan," sebutnya.

Lebih jauh ia katakan, alatnya itu mampu mengatasi persoalan sampah yang menggunung di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) milik pemerintah.

"TPA itu sampah beribu-ribu ton, ditumpuk-tumpuk. Alat ini mampu mengatasi persoalan itu, bisa saya jamin," ujarnya.

Meski berhasil menemukan inovasi penting bagi perbaikan kualitas lingkungan, Hamdani mengalami kendala dalam memproduksi. Ia mengatakan bahwa dirinya butuh pihak ketiga untuk membantu dalam hal permodalan.


"Saya ini kalau banyak pesanan keteteran karena tidak ada modal. Saya membutuhkan pihak ketiga, mitra atau perusahaan yang dapat membantu sebagai bapak angkat, termasuk dukungan dari pemerintah daerah," harapnya.

Komitmen Hamdani pada lingkungan hidup dan hasil karyanya itu diimplementasikan dalam kesehariannya. Di bagian belakang rumahnya ia tempatkan alat pencuci asap permanen untuk membakar sampah domestik keluarganya.

"Saya gunakan ini untuk membersihkan sampah keluarga, air sisa pembakarannya untuk menyirami tanaman," jelas Hamdani sambil memperlihatkan alat pencuci sampah permanen miliknya.

Terinspirasi dari kerusakan lingkungan

Hamdani mengisahkan, ia menciptakan alat pencuci asap itu berawal dari kekhawatirannya pada buruknya kualitas udara akibat asap pabrik dan kendaraan bermotor yang dapat merusak ozon.

"CO2 sangat berbahaya merusak ozon, akibatnya bumi semakin panas. Maka CO2 harus dikurangi, lalu saya berpikir alat apa yang bisa menghilangkan asap polusi," kisahnya.

Ide itu terus menghantui dirinya, hingga pada 2012 ia memulai proyek pembuatan mesin pencuci asap tersebut. Prosesnya banyak menemukan kendala dan kegagalan. Hingga ia mengaku karyanya itu sempurna diciptakan pada Februari 2016.

"2016 saya berhasil membuat alat pencuci asap ini setelah melalui serangkaian uji coba, gagal, coba, gagal, dan akhirnya berhasil," kenangnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/11/21380851/khawatir-pemanasan-global-hamdani-ciptakan-alat-pencuci-asap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke