Salin Artikel

Terpopuler: Janin di Perut Seorang Pria hingga Gudang Mercon Meledak

Informasi mengenai pria "mengandung" janin itu menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca di Kompas.com sepanjang Kamis (26/10/2017) kemarin.

Berita lain yang banyak dibaca adalah respons Partai Demokrat terhadap pemerintah hingga adu pendapat soal PKL di trotoar Tanah Abang.

Berikut berita-berita terpopuler Kompas.com kemarin yang sayang untuk dilewatkan.

Janin di tubuh remaja pria

Remaja bernama Ganang Yudho Putra Duri (17) itu merupakan anak kembar, adik kembarannya seorang perempuan.

Unggul dari Humas RSI Sultan Agung Semarang menyampaikan, hasil dugaan diagnosis sementara, Ganang menderita penyakit teratoma atau memiliki embrio ganda. Janin dalam perut Ganang merupakan embrio dari kembarannya yang lain.

Embrio itu menempel di tubuh Ganang dan berkembang hingga memiliki tangan dan kaki. Meski tidak berada dalam rahim, embrio hidup dan berkembang karena teraliri darah, seperti tumor.

Baca lebih lanjut pada artikel berikut:
- Di Dalam Perut Remaja Pria Ini Ada Bayi Berjenis Kelamin Laki-laki
- Penjelasan Rumah Sakit soal Bayi yang Ada di Dalam Perut Remaja Pria
- Bayi di Perut Remaja Pria Diduga Janin Kembarannya, Kasus Langka di Dunia

Demokrat ingatkan pemerintah

Partai Demokrat mengingatkan pemerintah soal beberapa hal. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, jika pemerintah tidak merevisi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor Tahun 2 Tahun 2017 tentang organisasi kemasyarakatan (ormas), partainya akan mengeluarkan petisi politik.

Petisi politik itu nantinya berisi pernyataan ketidakpercayaan terhadap pemerintah karena ingkar janji untuk mengubah UU ormas.

Demokrat merupakan salah satu partai yang menyetujui pengesahan Perppu No 2/2017 sebagai undang-undang, tetapi dengan catatan harus direvisi. Ada empat pasal yang ingin diubah, yakni berkaitan dengan paradigma hubungan pemerintah dan ormas, pemberian sanksi, penafsiran Pancasila, dan ancaman pidana.

Demokrat juga merespons klaim Jokowi soal pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika yang disebutnya tidak selesai setelah 29 tahun. Juru bicara Partai Demokrat Rachland Nashidik lewat mempertanyakan klaim itu. Menurut dia, SBY meresmikan ground breaking kawasan tersebut pada 2011.

SBY pun turut menyebarkan fotonya saat meresmikan proyek Mandalika pada 2011. Total, ada 13 foto yang dibagikan lewat akun Facebook.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono mengatakan, penyebutan angka 29 tahun bukan mengacu pada waktu peresmian groundbreaking oleh SBY. Jangka waktu itu dihitung dari perencanaan kawasan wisata tersebut pada era Presiden Soeharto pada 1988.

Baca selengkapnya di artikel berikut:
- SBY Ancam Keluarkan Petisi Politik jika Pemerintah Tak Revisi UU Ormas
- SBY Resmikan Mandalika 2011, Kenapa Jokowi Bilang 29 Tahun Tak Selesai?

PKL di Tanah Abang, hoaks atau bukan?

Melalui akun Twitter-nya, Lulung mengunggah foto-foto di mana PKL di seputar Tanah Abang tidak membuat kawasan itu semrawut. Pada akhirnya, Lulung mengatakan bahwa foto Tanah Abang itu dipotret oleh stafnya dan dia unggah ke media sosial.

Menurut Lulung, bisa saja PKL itu kembali menduduki trotoar bila tidak diawasi oleh petugas satuan polisi pamong praja. Jadi, PKL di Tanah Abang hoaks atau bukan? Baca artikel-artikel berikut ini.

- Lulung Sebut PKL Duduki Trotoar di Tanah Abang Hoaks, Ini Buktinya...
- Lulung Nge-tweet Ajak Lawan Berita Hoaks soal PKL Tanah Abang, Ternyata...

Gudang petasan meledak

Seorang mantan pekerja di gudang tersebut mengatakan, karyawan gudang tersebut tidak hanya ada orang dewasa, tetapi juga anak-anak berusia remaja.

Saksi mata mengatakan, pada saat terjadi ledakan yang menimbulkan kebakaran, pintu gudang itu dalam keadaan terkunci rapat. Kini korban telah dibawa ke sejumlah rumah sakit.

Ikuti berita-berita terkait kejadian ini dalam liputan khusus "Gudang Mercon di Tangerang Meledak".

https://regional.kompas.com/read/2017/10/27/06582531/terpopuler-janin-di-perut-seorang-pria-hingga-gudang-mercon-meledak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke