Salin Artikel

Dapat Bantuan Modal, Warga Miskin di Bandung Menangis dan Sujud Syukur

Kegiatan sapa warga sejak tahun 2013 tersebut rutin digelar di berbagai daerah oleh pria sekaligus bupati Purwakarta tersebut. Kali ini kegiatan dilaksanakan di Lapangan Abra, Kelurahan Cipedes, Sukajadi, Kota Bandung, Sabtu (21/10/2017) malam.

Tini terpilih secara acak untuk naik ke atas panggung dan menceritakan keluh kesah kehidupannya sehari-hari.

Berdasarkan pengakuannya, Tini mengaku selama ini hanya mendapatkan penghasilan Rp 20.000 hingga Rp 25.000 saja dalam sehari. Penghasilan tersebut dia peroleh dari bekerja mengiris singkong untuk dijadikan keripik.

"Saya gak tahu singkongnya dijadikan keripik merek apa. Saya hanya bekerja menambah penghasilan, membantu suami yang sehari-hari menjadi buruh bangunan," jelasnya saat ditemui, Senin (23/10/2017).

Penghasilan sang suami menurut penuturan Tini, hanya sebesar Rp 65.000 sehari. Itu pun jika mendapatkan orderan sebagai buruh bangunan. Jika tidak, seringkali Tini merasa bingung untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Kalau bapak sakit, kalau bapak gak lagi kerja, saya sering merasa bingung. Saya hanya bisa mendoakan bapak agar sehat terus," ungkapnya.

Menu tahu atau tempe diakui Tini hanya bisa dinikmati bersama sang suami, Muhaimin (60).

Panggung Safari Budaya malam tersebut ternyata mendatangkan berkah tersendiri bagi Tini dan keluarganya. Merasa prihatin atas kondisi Tini, Dedi Mulyadi memimpin donasi secara spontan untuk menyediakan modal usaha bagi Tini dalam bisnis membuat keripik singkong sendiri.

"Mudah-mudahan modal usaha ini bisa lancar, bisa membantu sekolah anak saya yang masih SD supaya tidak seperti kakak-kakaknya yang cuma tamat SMP," tandasnya.

Tini mengaku sebagai salah satu korban pembangunan ala urban. Awalnya ia merupakan warga Kelurahan Cipedes, tempat kegiatan digelar. Namun karena terdesak kebutuhan, ia terpaksa menjual tanah dan rumahnya seharga Rp 10 juta.

Ia pun membeli tanah seharga Rp 6 Juta di Kelurahan Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jika ada uang lebih, ia kerap mengunjungi anak sulungnya yang masih tinggal di Kelurahan Cipedes.

"Iya, terpaksa dijual lalu beli tanah satu tumbak di Lembang, harganya Rp 6 Juta. Tapi anak saya yang paling besar masih tinggal di sini," katanya.

Tini pun berharap kehidupan pedih yang dia alami tidak turut dialami oleh anak-anaknya. Secara maksimal, dikatakan Tini, dirinya akan menggunakan dana hasil urunan itu untuk membuka usaha sendiri.

https://regional.kompas.com/read/2017/10/23/18032271/dapat-bantuan-modal-warga-miskin-di-bandung-menangis-dan-sujud-syukur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke