Salin Artikel

"Lebih Baik Jadi Petani Sukses di Kampung, Daripada TKI di Malaysia"

Hal itu terkati dengan tingginya angka kematian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal TTS yang bekerja di Malaysia. Dari data Balai Pelayanan Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang, dalam rentang waktu 10 bulan (Januari-Oktober 2017) terdapat 45 TKI asal NTT yang meninggal di Malaysia.

TKI yang meninggal itu berasal dari 14 kabupaten di NTT dan Kabupaten TTS paling banyak jumlah TKI yang meninggal yakni 10 orang.

Kondisi itulah yang membuat Arnoldus Maunino, bersama warga lainnya membentuk kelompok tani yang fokus menanam tanaman sayuran berbagai jenis.

Pada lahan seluas lebih dari satu hektar, Arnoldus bersama tetangga dan kerabatnya yang tergabung dalam satu kelompok, menanam 20 jenis tanaman dan 28 varietas.

"Kami mulai pembersihan lahan mulai bulan April selanjutnya pengolahan lahan di bulan Mei, kemudian di Bulan Juni kami mulai membuat bedengan dan persemaian dan akhir juni kami mulai tanam cabai keriting, tomat, kol dan sejumlah sayuran lainnya. Saat ini kami siap untuk panen,"kata Arnoldus kepada Kompas.com, Rabu (11/10/2017).

Menurut Arnoldus, anggota kelompoknya berjumlah 16 orang. Namun saat bekerja, mereka akan dibantu oleh pemuda dan juga para pelajar yang ada di desa mereka.

"Dengan adanya pekerjaan ini kami mengharapkan agar anak anak jangan lagi jadi TKI dan TKW ke Malaysia karena sumber daya alam di sini sudah cukup. Lebih baik jadi petani sukses di kampung, daripada jadi TKI di Malaysia," tegas Arnoldus.

Arnoldus mengaku, dengan hasil pertanian yang bagus, sudah sangat membantu perekonomian warga dan dirinya bisa menyekolahkan anaknya.

"Kami juga sangat terbantu dengan adanya bimbingan dari Yayasan Bina Tani Sejahtera (YBTS). Kami berharap hasil pertanian kami ini bisa diekspor keluar NTT, "paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/10/11/22110081/-lebih-baik-jadi-petani-sukses-di-kampung-daripada-tki-di-malaysia-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke