Jumlah Pasien Buta karena Katarak di Jawa Timur Tertinggi di Indonesia

"Di Jawa Timur paling tinggi angka kebutaanya. Tingkat pravelensinya mencapai 4,4 persen dari warga yang berusia 50 tahun ke atas di seluruh Jawa Timur dengan angka mencapai 120 ribuan orang," ujar Budi Surahman, Seksi Penanggungan Buta Katarak Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Jawa Timur disela-sela acara operasi katarak gratis di Poliklinik Dua Empat Kota Madiun, Sabtu ( 7/10/2017).

Perdami Jawa Timur menggandeng PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Bulan Sabit Merah Indonesia dan Poliklinik Dua Empat Madiun menggelar operasi katarak gratis bagi 50 warga tidak mampu.

Budi mengatakan rata-rata warga terkena buta katarak lantaran faktor usia. Selain itu kondisi geografi Indonesia yang berudara tropis membuat lensa mata cepat keruh karena sering terpapar sinar ultraviolet.

Baca: Mau Tidak Mau, Semua Orang Pasti Akan Terkena Katarak

Budi selaku dokter spesialis mata, mengaku sudah mengoperasi 6.000-8.000 pasien katarak setiap tahunnya. Namun kondisi itu diikuti dengan jumlah penderita buta katarak yang terus bertambah.

Budi menuturkan aksi bakti sosial yang digelar berbagai instansi dan perusahaan melalui program CSR-nya akan membantu mengurangi jumlah penderita katarak. Pasalnya tidak semua penderita memiliki akses asuransi kesehatan.

Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan Indonesia menjadi negara dengan penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara. Jumlah penderita katarak sebesar 1,5 persen per dua juta penduduk.

Kondisi itu menjadikan 240.000 orang di Indonesia terancam mengalami kebutaan karena katarak. Untuk itu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul menggelar operasi katarak gratis sejak tahun 2011.

Baca: Ini Cara Perlambat Munculnya Katarak

"Total penderita katarak yang sudah dioperasi sebanyak 50.710 orang," kata Irwan.

Beberapa warga yang mengikuti operasi katarak mengaku senang karena tidak mengeluarkan biaya. Rata-rata penderita datang dari pelosok wilayah Madiun dan sekitarnya.

"Alhamdulillah lancar operasinya. Dulu saya sempat bawa ke ahli herbal tetapi belum sembuh," ujar Samin, warga Babadan.