Salin Artikel

Nurul Arifin Sebut Kota Bandung Macet dan Pembangunan Tak Merata

Aspirasi itu didapat selama tiga bulan terakhir ia melakukan blusukan ke sejumlah daerah di Bandung.

"Kalau mereka ingin pemimpin yang sayang pada rakyatnya, yang memperhatikan rakyatnya terus tidak menganaktirikan rakyatnya. Jadi Bandung tidak dilihat dari Dago doang, ada daerah Kopo, Cigondewah, Ujungberung, dan Cibiru," kata Nurul, Rabu (20/9/2017) kemarin.

Nurul pun menyebut, warga Bandung butuh pemimpin yang mampu menuntaskan persoalan pokok Kota Bandung, salah satunya kemacetan. Salah satu titik kemacetan yang ia anggap cukup parah berada di kawasan Jalan Soekarno-Hatta.

"Kalau saya melihat infrastruktur terutama bagaimana menangani kemacetan. Beberapa kunjungan saya ke beberapa daerah terutama yang paling parah itu Soekarno-Hatta dan Cibiru," ucapnya.

Tak hanya di pusat kota, kemacetan juga terjadi di kawasan pinggiran kota. Nurul mengamati, hal itu disebabkan mobilisasi masyarakat cenderung terpusat di wilayah tengah kota. Situasi itu juga diakibatkan belum lahirnya pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Bandung Timur.

"Ini kan karena orang asli Bandung banyak tergusur karena lahan sudah sangat mahal. Kemudian secara finansial juga mereka terbatas maka membeli permukiman itu semakin ke pinggir. Jadi makin ke pinggir bekerja di tengah kota, ini membuat lalu lintas jadi macet setiap jam kerja," tuturnya.

Melihat kondisi itu, Nurul mengatakan masalah kemacetan akan jadi prioritas perbaikan seandainya ia diberi kesempatan memimpin Kota Kembang.

"Nah, itu perlu pemecahan. Pemecahan masalahnya nanti akan berkonsultasi dengan ahli tata kota, dengan PU (pekerjaan umum) dan sebagainya. Tapi yang pasti, saya utamakan orang yang pergi ke kantor tidak membuang waktu lama-lama di jalanan. Karena secara psikologis membuat bad mood," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/21/11010031/nurul-arifin-sebut-kota-bandung-macet-dan-pembangunan-tak-merata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke