Salin Artikel

Pengamanan Aksi Bela Rohingya di Magelang Dinilai Berlebihan

Ribuan personel diterjunkan di berbagai titik di sekitar masjid dan Candi Borobudur yang berjarak sekitar 1,5 kilometer.

Koordinator aksi, Anang Imamudin, menilai pengamanan tersebut cukup berlebihan. Menurutnya, aksi bela Rohingya yang digerakkan sebatas solidaritas yang diisi dengan shalat berjamaah, doa bersama dan penggalangan donasi.

"Bagi kami (pengamanan) ini cukup berlebihan, karena umat Islam terbukti dan teruji, di mana-mana tidak ada keributan. Ketika gerakan di Jakarta lalu, yang jumlahnya sekian juta pun tidak ada insiden apapun," ujar Anang di sela-sela aksi.

Kendati demikian, Anang memaklumi tindakan aparat sebagai langkah antisipatif, mengingat lokasi aksi yang tidak terlalu jauh dari Candi Borobudur. Candi bersejarah ini telah menjadi aset dunia yang dilindungi undang-undang.

"Candi Borobudur merupakan ikon internasional, jadi ya kita bisa memaklumi. Yang penting, kami ke sini dengan niat baik, tidak perlu ada yang dikhawatirkan," ujar Anang yang merupakan Panglima Laskar Front Aliansi Umat Islam Bersatu (FA-UIB) Jawa Tengah-DIY itu.

Anang juga mengapresiasi komitmen dari Mabes Polri yang mengintruksikan anggotanya untuk tidak membawa senjata api dalam proses pengamanan aksi tersebut. Pihaknya pun mematuhi semua ketentuan yang ditetapkan oleh aparat selama mengikuti aksi.

"Kami berharap, kepolisian tidak represif, tidak perlu pakai kekerasan, semua saudara. Kami juga tidak membawa atribut, ataupun senjata tajam, seperti yang diminta polisi. Peserta yang naik kendaraan bermotor juga membawa kelengkapan surat, SIM, STNK dan helm," ungkapnya.

Menurutnya, ini menjadi momentum untuk mempersatukan kepolisian dan umat. Semuanya berada pada satu pihak dan tidak memberi celah kepada oknum-okunum yang akan menciderai aksi damai ini.

"Kita di sini satu pihak, tidak ada dua pihak, tiga pihak. Kita sama-sama anak bangsa, sama-sama NKRI. Bedanya, ada yang jadi polisi, ada yang jadi umat. Jangan sampai memberi celah untuk oknum-oknum yang hendak merusak acara ini," tegasnya.

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah akan menerjunkan sedikitnya 28 satuan setingkat kompi (SSK) atau 2.800 personel anggota polisi untuk mengamankan aksi bela Rohingya yang akan berlangsung di Masjid An-Nur, Desa Sawitan, Kecamatan Mungkid, Jumat (8/9/2017).

Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Polisi Condro Kirono sebelumnya menyebutkan telah menerjunkan sekitar 2.800 personel polisi di sekitar Masjid An-Nur, yang berada di dekat kompleks kantor Pemerintah Kabupaten Magelang.

"Kekuatan yang kita turunkan ada 28 SSK, atau 2.800 personel. Mereka akan disebar di sekitaran Masjid An-Nur dan Candi Borobudur," ujar Condro.

Condro telah memetakan bahwa titik utama pengamanan ada di kawasan Candi Borobudur, yang letaknya sekitar 1,5 kilometer dari Masjid An-Nur. Adapun titik utama lainnya ada di Candi Mendut yang berjarak sekitar 1 kilometer dari masjid tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/08/14291801/pengamanan-aksi-bela-rohingya-di-magelang-dinilai-berlebihan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke