Salin Artikel

Kisah Syamsi, Istri dan 5 Anaknya Tinggal di Gubuk Reyot yang Sudah Miring

Gubuk yang beratapkan rumbia di tengah sawah di RT 5 Desa Kelampayan Ilin, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, itu hidup memprihatinkan.

Tongkat penahan rumah yang terbuat dari bambu sudah lapuk bahkan sebagian sudah patah sehingga rumah Syamsi terlihat miring.

Sebagian besar atap rumah berbahan rumbia itu pun bocor. Syamsi tidak kuasa untuk memperbaiki rumahnya yang nyaris roboh itu.

Syamsi terlihat duduk di teras rumahnya yang atapnya sangat rendah bersama dengan anaknya bernama Maulidah (5).

Kondisi Syamsi tampak lemah. Dia sehari-hari hanya bisa duduk dan sesekali melangkah pelan ke bagian rumahnya yang sudah nyaris roboh.

"Sudah ada 30-an tahun hidup di sini," ungkap Syamsi.

Menurut dia, Bupati Banjar sudah pernah berkunjung dan pemerintahan setempat sudah berjanji melakukan bedah rumah, namun niat itu tak kunjung terlaksana.

Kehidupan rumah tangga Syamsi saat ini ditopang oleh sang Istri, Amsah (40). Wanita yang memberikannya enam orang anak itu, bekerja sebagai buruh tani.

"Ini istri saya masih kerja jadi buruh tani memanen padi. Hasilnya sih minim sekali hanya Rp 50 ribu sehari," kata Syamsi.

Berikut ini video yang menggambarkan kondisi gubuk tempat keluarga Syamsi tinggal:

Berita ini telah tayang di Banjarmasin Post, Rabu (6/9/2017), dengan judul: Kasihan, Pasutri dan Kelima Anaknya Ini Tinggal di Gubuk Reyot yang Nyaris Roboh

https://regional.kompas.com/read/2017/09/07/07000031/kisah-syamsi-istri-dan-5-anaknya-tinggal-di-gubuk-reyot-yang-sudah-miring

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke