Salin Artikel

Warga di Jepara Keluhkan Air Sungai Menghitam dan Berbau Tak Sedap

Selain berwarna kehitaman, sungai yang tak jauh dari permukiman itu juga mengeluarkan aroma tak sedap.

Tokoh masyarakat Desa Karangrandu, Kholif Mukafi, mengatakan, dalam satu pekan ini bau menyengat kian menusuk hidung. Warga berharap ada perhatian dari pemerintah setempat menyusul sungai Pecangaan selama ini merupakan sumber kehidupan bagi mereka. Selain menjadi air baku, sungai ini juga dimanfaatkan sebagai irigasi pertanian. 

"Kondisi sungai sangat memprihatinkan. Warnanya menghitam dan baunya tidak enak. Dulunya sungai Pecangaan itu jernih," kata Mukafi, Rabu (9/8/2017).

Mukafi mulai mengkhawatirkan kondisi kesehatan warga Desa Karangrandu lantaran sampai saat ini air sungai itu masih dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

"Warga tetap menggunakan sungai Pecangaan untuk keperluan sehari-hari, karena memang Sungai Pecangaan adalah sumber kehidupan bagi mereka," tutur Mukafi.

Menurutnya, selain Desa Karangrandu, ada desa lain yang juga turut merasakan dampak serupa. Di antaranya Desa Rengging, Pecangaan Wetan, Pecangaan Kulon, Gerdu, Kaliombo dan area persawahan Kecamatan Kalinyamatan. 

"Sungai Pecangaan melintasi beberapa desa. Warga sekitar pun mulai resah," ungkapnya.

Warga terdampak, sambung Mukafi, sempat menggelar pertemuan membahas permasalahan itu. Mayoritas warga menduga bahwa perubahan warna serta bau tak sedap di Sungai Pecangaan itu akibat pencemaran limbah industri garmen yang berlokasi di Desa Gemulung. 

"Harapan kami pemerintah turun ke lapangan dan mencarikan solusi agar permasalahan ini tuntas. Pencemaran Sungai Pecangaan ini sudah melampaui batas. Harus dicek ke industri bagaimana pengolahan limbahnya," tegasnya.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara berencana menerjunkan tim untuk mengkaji lebih dalam masalah perubahan yang terjadi pada Sungai Pecangaan. Meski demikian, pihaknya sudah berupaya mengecek kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri garmen sekitar Sungai Pecangaan.

"Uji laboratorium buangan air limbah industri setempat menyebut hasilnya di bawah baku mutu atau masih bisa ditoleransi. Perubahan warna air tidak bisa dijadikan patokan jika air berbahaya. Kami masih menelusuri karena banyak sampah yang menumpuk di sungai juga," kata Kabid Penataan dan Penataan DLH Kabupaten Jepara, Aris Widjanarko.

https://regional.kompas.com/read/2017/08/10/06550391/warga-di-jepara-keluhkan-air-sungai-menghitam-dan-berbau-tak-sedap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke