Salin Artikel

Harga Garam Naik dan Langka, Peternak Sapi Menjerit

Ketua Kelompok Tani Ternak Bangunrejo, Desa Polosiri, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Juwarto mengatakan, ada sekitar 1.000 sapi yang dipelihara oleh anggotanya. Untuk memenuhi kebutuhan komboran bagi 1.000 sapi, dibutuhkan 250 kg garam krosok.

Kenaikan harga garam ini, sambung Juwarto, membuat peternak makin terpukul. Karena sebelumnya, bahan-bahan pembuat konsentrat seperti gandum dan bekatul sudah naik.

"Sudah biaya produksi konsentrat mahal, sekarang harga garam naik. Ini sangat berpengaruh, karena kita biasanya membeli paling mahal perkilogramnya Rp 1.000 sekarang perkilogramnya bisa Rp 5.000 sampai Rp 6.000. Ini saja di pasaran sudah sulit," tutur Juwarto, Kamis (3/8/2017).

Sebelum harga garam naik, sambung Juwarto, banyak pemasok garam krosok dari Pantura yang datang ke desanya. Namun akhir-akhir ini para pemasok garam tersebut tidak pernah datang lagi.

Akibat kenaikan harga garam yang mencapai 500 persen ditambah kelangkaan komoditas ini di pasaran, para peternak mengurangi volume garam pada air minum komboran. Dalam jangka panjang, praktik ini dikhawatirkan akan mengurangi produktivitas sapi potong.

"Dikasih seperlima dari biasanya, malah ada yang tidak ngasih sama sekali. Karena kita mau beli dimana sudah tidak ada. Hal ini berpengaruh ke nafsu minumnya. Kalau dikasih garam habis banyak, tapi kalau tidak dikasih minumnya sedikit," tuturnya.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang Urip Triyoga mengatakan, unsur garam yang dicampur dalam air minum sapi merupakan salah satu sumber mineral penting bagi kesehatan sapi.

Menurut Urip, pengurangan volume garam dalam komboran sapi akan menggangu kesehatan sapi. Nafsu makan sapi yang berkurang dikhawatirkan akan berdampak pada proses penggemukan sapi potong.

"Yang jelas pengaruhnya ke makanan, dampaknya akhirnya lama penggemukannya. Jadi terhambat dan sebagainya, itu memang salah satu kebutuhan sedikit tapi vital," kata Urip.

Pihaknya berharap, Pemerintah Pusat dapat segera membenahi tata niaga garam, sehingga harga garam stabil dan terjaga pasokannya.

Sebab jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut, komoditas daging sapi dikhawatirkan akan kembali bergejolak.

"Harapan kita ini segera terselesaikan. Itu kasusnya hampir seperti pupuk, kalau nggak ada di sini kita kan harus mencari. Katakanlah berusaha dengan provinsi atau tingkat pusat, bagaimana ini mengatasinya," imbuhnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/08/04/08332321/harga-garam-naik-dan-langka-peternak-sapi-menjerit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke