GRESIK, KOMPAS, com – Polisi membongkar praktik pengoplosan beras dengan sabu yang dilakukan S di gudang penyimpanan beras miliknya di Dusun Terongbangi, Desa Kandangan, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur, Minggu (28/5/2017) kemarin.
Beras-beras yang awalnya berwarna kecoklatan kemudian diputihkan dengan air sabun oleh S.
Baca juga: Polisi Bongkar Praktik Pengoplosan Beras dengan Sabun di Gresik
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, Nurul Dholam, mengatakan, beras dicampur sabun sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat yang mengonsumsinya.
“Karena kalau sampai beras yang telah diputihkan dengan sabun itu dimakan, maka beberapa reaksi akan dialami yang mengonsumsi. Mulai dari mual, muntah, iritasi saluran pencernaan, hingga pendarahan saluran pencernaan,” tutur Dholam, Senin (29/5/2017).
Hal itu karena sabun pencuci piring mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Terlebih bila bahan-bahan tersebut kemudian dikonsumsi dan masuk ke tubuh.
“Sebab setiap benda asing yang masuk, pasti akan mendapat perlawanan dari tubuh. Dan, itu kalau lama pasti menyebabkan iritasi. Apalagi dalam sabun cuci itu kan biasanya ada kandungan soda deterjen dan bahan-bahan kimia lain, yang bisa membuat mulut, tenggorokan, lambung, dan usus mengalami iritasi,” jelasnya.
Untuk itu, Dholam menyarankan kepada masyarakat untuk lebih jeli dalam memilih beras sehingga tidak sampai dirugikan. Pilihlah beras sesuai dengan bentuk aslinya dan tidak terlalu dibuat-buat warna putihnya.
“Kalau beras biasa, itu kebanyakan masih bercampur dengan sedikit sisa-sisa tanah dan juga bekas penggilingannya. Jadi kalau beras itu terlihat putih sekali atau lebih putih dari beras yang lain harusnya malah mencurigakan, karena ada indikasi hal-hal itu,” kata Dholam.
Baca juga: Polisi Tetapkan Satu Tersangka dalam Kasus Beras Oplosan
Tersangka S mengaku mengoplos beras dengan sabun dilakukan sejak 2013 lalu. Pelaku mencampurkan beras kusam atau berwarna kecokelatan dengan air bersih sekitar 10 liter yang lebih dulu dicampur sabun pencuci piring sebanyak dua tutup botol.
Setelah semua bahan dicampur, baru kemudian diaduk secara merata. Dengan proses tersebut, beras yang awalnya berwarna kecoklat-coklatan lantas berubah warna menjadi putih bersih seperti yang banyak dijual di pasaran. Ia melakukan itu untuk menambah nilai ekonomis beras tersebut.