Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kios Miliknya Dirusak Belasan Pemuda Mabuk, Haryono Lapor Polisi

Kompas.com - 31/03/2017, 05:50 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Gara-gara kios miliknya dirusak sejumlah pemuda mabuk, Haryono, warga jalan Timor Raya, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), melapor ke Kepolisian Sektor Kelapa Limas.

Kepala Kepolisian Sektor Kelapa Limas, AKP Basit Algadri mengatakan, Haryono melaporkan seorang pria bernama Bonbon yang menjadi pimpinan komplotan pemuda mabuk, Kamis (30/3/2017).

Baca juga: Mobil Wakil Ketua DPRD Baubau Diserang Pemuda Mabuk

Kejadian itu bermula saat Bonbon berbelanja rokok di kios milik korban Haryono. Setelah itu, korban menghitung semua total belanjaan pelaku. Namun tiba-tiba pelaku tanpa sebab melempar korban dengan sebungkus roti.

Tak terima dengan perlakuan pelaku, korban langsung membawa sebilah parang. Pelaku pun langsung kabur meninggalkan kios.

Selang beberapa menit kemudian, pelaku datang bersama teman-temannya yang berjumlah lebih dari 10 orang. Mereka langsung melempari dan merusak kios milik korban. Para pelaku selanjutnya masuk ke kios dan merusak barang-barang dagangan korban.

“Tadi korban baru datang melapor dengan laporan polisi nomor: LP/B/84/III/2017/Sektor Kelapa Lima 30 Maret 2017. Akibat kejadian itu, korban mengalami ketakutan karena dikhawatirkan adanya aksi susulan yang dilakukan oleh para pelaku,” kata Basit kepada Kompas.com, Kamis malam.

Basit menjelaskan, pelaku utama dalam kejadian itu bernama Bonbon dan sudah sering melakukan keributan di sekitar lokasi kejadian. Bahkan, kata dia, sebelum kejadian tersebut, pelaku pernah membuat keributan di salah satu kios dekat lokasi dan telah dibuatkan surat pernyataan.

Baca juga: Polisi Tembak Pemuda Mabuk yang Mengamuk di Merauke

Dalam melakukan aksi perusakan kios, para pelaku diketahui dalam keadaan mabuk miras dan beberapa dari pelaku lainnya membawa benda tajam.

“Saat ini kita belum tahu keberadaan para pelaku, sehingga kita masih lakukan pengejaran,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com