BETUN, KOMPAS.com - Kondisi SD Negeri Oevetnai di Dusun Wetalas, Desa Weulun, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sungguh memprihatinkan.
Betapa tidak, bangunan sekolah darurat itu hanya beratapkan daun pohon sagu dan berdinding pelepah gewang yang sudah bolong. Meja dan kursi pun terbuat dari papan dan ditopang oleh kayu berukuran sedang.
Lantai sekolah pun masih alami yakni tanah dan di atasnya ditaburi batu ukuran kecil.
Pendiri SD Negeri Oevetnai yang juga menjadi guru bantu, Nelci Bani menyebut, sekolah darurat itu memiliki lima ruang kelas dan satu ruang guru.
Menurut Nelci, sekolah yang dibangun sejak tahun 2013 lalu, kini telah memiliki 71 siswa (kelas I-V) dengan jumlah guru 14 dengan rincian PNS tiga orang, satu orang guru dari program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T), dan 10 orang guru honorer.
”Biar pun sekolah kami darurat dengan atap daun gewang, meja dan bangku darurat, tetapi anak-anak semangat untuk belajar dan terus berprestasi dan mereka senang menerima pelajaran dari guru-guru,” kata Nelci kepada Kompas.com, Sabtu (25/3/2017).
Nelci mengatakan, tahun 2011-2012 di bangunan darurat itu, dirinya mendirikan sekolah Pendidian Anak Usia Dini (PAUD) dengan jumlah siswa 18 orang.
Selanjutnya setelah anak-anak PAUD diwisuda, ia pun bersama beberapa orang temannya berinisiatif membangun SD jarak jauh, sehingga kemudian merekrut 24 orang anak putus sekolah dari SDI Weulun (SD terdekat).
SDN Oevetnai lanjut Nelci, merupakan sekolah jarak jauh dari SDI Lorobauna.
“Tujuan didirikannya sekolah ini adalah untuk mendekatkan pelayanan pendidikan, meningkatkan angka partisipasi belajar, mengurangi angka putus sekolah dan menurunkan angka butu huruf bagi warga Dusun Wetalas,” sebutnya.
Ditutup Bupati Malaka
Nelci mengatakan, pada 23 Januari 2017 Bupati Malaka Stefanus Bria Seran kemudian mengundang kepala sekolah dan para guru dari SD Oevetnai untuk bertemu di rumah jabatan Bupati.
Di hadapan kepala sekolah dan para buru, Bupati Malaka mengatakan bahwa sekolah itu harus ditutup. Dia beralasan bahwa penutupan SDN Oevetnai gedung sekolah itu tidak layak dan tidak ditunjang dengan fasilitas yang memadai.
Bupati pun berjanji akan membangun gedung sekolah yang baru pada tahun 2019 mendatang. Para siswa pun diminta untuk bersekolah sementara di SDI Weulun yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari SDN Oevetnai.