Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Janudianto Bantu Warga Bogor di Tengah Konflik Sopir Angkot dan Ojek "Online"

Kompas.com - 23/03/2017, 19:25 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ketika sejumlah angkutan perkotaan dan ojek online di Bogor mendadak tak beroperasi pasca-bentrok antar keduanya selama tiga hari berturut-turut, muncul ide yang sangat unik dari Janudianto.

Pria berusia 38 tahun itu sengaja menjadikan motor pribadinya sebagai tumpangan gratis untuk masyarakat yang kesulitan mendapatkan layanan transportasi.

Baca juga: Polisi: "Hoax" Penyebab Bentroknya Kembali Angkot dan Ojek "Online" di Bogor

Pria yang berprofesi sebagai pegawai swasta di Kota Bogor itu menempelkan sebuah kertas bertuliskan "tumpangan gratis relawan".

Tulisan itu sengaja ditempelkan Janudianto di bagian depan dan belakang motornya agar bisa terlihat orang yang ingin menggunakan jasanya.

Janudianto sama sekali tidak mengharapkan imbalan uang atas jasa layanan antarnya. Ia justru menolaknya jika ada orang yang memberinya uang.

"Ini spontan saya lakukan untuk membantu warga Bogor yang sekarang ini kesusahan mendapatkan angkutan setelah mogok beroperasi," ucap Janudianto, kepada Kompas.com, Kamis (23/3/2017).

Janudianto menceritakan, ide tersebut muncul saat dirinya melihat banyak ibu-ibu, orangtua, dan anak-anak sekolah yang kesulitan mendapatkan angkutan karena mogok beroperasi. Kondisi itu kemudian menggugah kesadarannya untuk membuat semacam gerakan sosial membantu warga Bogor.

"Kasihan kan, mereka yang setelah seharian beraktivitas ketika pulang nggak ada angkutan. Karena saya punya motor, saya pikir bisa ngangkut satu atau dua orang lah. Apa yang saya lakukan emang nggak seberapa, tapi bagaimana kita memahami orang-orang yang dalam posisi seperti itu," ujarnya.

Janudianto mengatakan, gerakan ini kemudian diikuti oleh beberapa rekannya yang secara sukarela menjadi relawan membantu mengantarkan warga yang berangkat kerja maupun pulang ke rumah. Hal ini juga untuk mengantisipasi orang-orang yang memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan.

"Yang dirugikan dari semua ini kan masyarakat, yang notabenenya adalah pengguna angkutan. Kemarin, saya ketemu seorang nenek di Pasar Bogor mau pulang ke Leuwiliang. Jauh sekali itu kan. Terus, saya tawarin untuk diantar pulang," kata dia.

Baca juga: Ratusan Ojek "Online" Datangi Balai Kota Bogor Minta Hak Perlindungan

Lanjut dia, aktivitas mengantar penumpang secara sukarela dilakoninya setelah ia pulang kerja. Di saat itu, sambungnya, banyak warga yang berkumpul untuk mencari angkutan. Namun, tak jarang pula ia mengantar penumpang di saat dirinya berangkat kerja.

Janudianto pun tak segan-segan meminta bantuan polisi untuk dicarikan penumpang.

"Yang saya tahu kan, Pemkot Bogor juga menyediakan mobil bantuan untuk mengangkut, tapi itu saja kan tidak cukup. Biasanya yang saya lakukan itu pas pulang kerja. Saya berhenti di titik di mana banyak berkumpulnya orang-orang," tambah dia.

Ia berharap konflik antara sopir angkot dengan ojek online di Bogor dapat diselesaikan dengan baik. Kedua belah pihak, kata dia, harus saling introspeksi diri. Ada kewajiban-kewajiban yang perlu diikuti oleh kedua belah pihak.

"Saya yakin, masyarakat Bogor adalah masyarakat yang cinta damai, masyarakat yang sangat terbuka. Mari kita sikapi dengan kepala dingin, kita redam situasi. Tentunya, mari kita bantu saudara-saudara kita saat ini sedang kesusahan," tutupnya.

Kompas TV Dua kubu pengemudi ojek online dan sopir angkutan kota yang Rabu (22/3) kemarin bentrok dipertemukan di kantor Polres Bogor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com