Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Kabupaten Bandung, Keluarga Ini Tinggal di Atas Meja

Kompas.com - 08/03/2017, 17:33 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com – Banjir kembali merendam beberapa titik di Kabupaten Bandung, di antaranya Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang. Ketinggian air berkisar 1-2 meter.

Meski banjir terbilang tinggi, sebagian warga memilih bertahan di rumahnya. Seperti Dike Mustikasari (36). Ia tinggal di rumahnya di Babakan Leuwi Bandung, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, bersama empat anggota keluarganya.

“Sudah seminggu ini banjir pasang surut. Tapi semalam airnya deras sampai banjirnya satu meter lebih di dalam rumah,” ujar Dike saat dihubungi Kompas.com melalui saluran telepon, Rabu (8/3/2017).

Karena tidak ingin pindah ke pengungsian, Dike menyiasati rumahnya agar bisa ditinggali. Ia memasang meja dan menyimpan kursi serta kursi di atas meja tersebut.

“Tidur, makan, dan berbagai aktivitas dilakukan di atas meja. Ukurannya mejanya, sama dengan meja di sekolahan,” tutur Dike.

Jika ada kegiatan yang harus dilakukan di luar, otomatis ia harus berbasah-basahan. Termasuk jika ingin buang air kecil maupun besar, ia harus pergi ke tempat pengungsian.

“Kalau mau buang air ke tempat pengungsian, sekitar 700 meter dari rumah di Masjid Zipur 330,” ungkapnya.

Menuju ke masjid maupun aktivitas di luar rumah bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, berjalan kaki. Kedua naik perahu dengan membayar seikhlasnya.

“Kalau pengen cepet naik perahu. Tinggal bayar seikhlasnya,” kata Dike.

Jika banjir terus meninggi, Dike dan keluarga akan pindah ke rumah yang memiliki loteng. Ia sendiri enggan pindah ke pengungsian, karena terlalu ramai dan berisik.

“Sebenarnya rumah saya berlantai dua, cuma lagi renov. Jadi tinggal dulu di rumah ibu yang satu lantai,” tuturnya.

(Baca juga: Banjir Landa Kabupaten Bandung, Ketinggian Air Capai 2 Meter)

Guru SMAN 6 Cimahi ini mengatakan, beberapa hari ini ia tetap mengajar meski harus menerobos banjir. Namun hari ini ia tidak pergi mengajar karena banjirnya parah dan macetnya dimana-mana.

“Jarak dari rumah ke sekolah 14 KM, sekitar satu jam perjalanan,” imbuhnya.

Dike mengatakan, banjir di Bandung Selatan terjadi mulai 2003. Sejak tahun itu, setiap tahun daerahnya rutin terkena banjir dan semakin sering.

“Tahun lalu banjirnya sering banget. Apalagi tahun 2016 kemarin. Sekarang saja baru tiga bulan yang lalu banjir, sekarang banjir lagi,” tutupnya.

(Baca juga: Ditanya Soal Banjir Kabupaten Bandung, Aher Buru-Buru Naik Mobil)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com