Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Anak Negeri, Tempat Anak Jalanan dan Putus Sekolah Meraih Mimpi

Kompas.com - 07/03/2017, 08:00 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Kompleks asrama pondok sosial itu tidak pernah sepi aktivitas. Sejak pagi hingga senja hari, aktivitas penghuninya hampir tidak berhenti, dari belajar mengajar, mengaji, hingga mengasah hobi.

Di Pondok Sosial Kampung Anak Negeri itu, puluhan anak jalanan, anak putus sekolah, dan penyandang kesejahteraan sosial ditampung.

Melalui kegiatan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Sosial Kota Surabaya itu semua penghuninya diharapkan bisa tetap meraih mimpi.

Saat ini, asrama yang berlokasi di Jalan Kalijudan itu dihuni 35 orang. Sebanyak 13 orang kembali menempuh pendidikan formal, 4 di antaranya berkebutuhan khusus.

"Yang sudah tidak bisa diberi bimbingan belajar non formal di asrama setiap hari aktif dari sejak pukul 8 pagi hingga 11 siang," kata Kepala UPTD Kampung Anak Negeri, Erni Lutfia, Senin (6/3/2017).

Pihaknya bersama tim psikolog melakukan serangkaian tes untuk menentukan apakah penghuni masih bisa bersekolah formal atau tidak.

"Itu tujuan utama kami, mengembalikan mereka ke sekolah supaya mampu mengubah hidupnya ke arah yang lebih baik, Saya percaya pendidikan mampu mengubah nasib orang,” tegas Erni.

Selain pendidikan formal, tim pengajar dan pendamping turut menyisipkan beberapa kegiatan rutin dalam upaya mengembangkan bakat dan minat Anak Kampung Negeri seperti olahraga dan seni, yang meliputi seni musik, seni lukis, atletik, balap sepeda, dan tinju.

Upaya pendampingan bakat dan minat pada ranah olahraga berbuah manis. Mereka mampu menorehkan prestasi yang sangat membanggakan.

Syafi’i (16) tercatat pernah menjadi juara pertama kejuaraan tinju bobot 55 kilogram tingkat Jawa Timur tahun lalu.

Hendra (17) juga pernah mengukir prestasi dari cabang balap sepeda yang keluar sebagai juara 2 tingkat nasional pada tahun 2015, dan Rajes (17) baru saja menang dari cabang pencak silat sebagai juara 1 kelas bebas tahun ini.

Penghuni asrama Kampung Anak Negeri juga dilatih untuk berwiraswasta. Gelang dan Pin adalah beberapa produk yang dikembangkan saat ini. Produk-produk tersebut dijual di pusat keramaian saat hari libur.

Kegiatan wirausaha itu kata tenaga pendamping dan pengajar wirausaha Asrama Kampung Anak Negeri, Hendik, mengajarkan mulai dari cara pembelian bahan baku, proses membuat, hingga cara pemasaran.

"Selain untuk mengajarkan anak-anak mandiri, juga agar mereka belajar dari proses, karena selama ini mereka selalu menerima sesuatu dengan cara instan,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com