Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Jokowi dan PM Australia Diharapkan Bahas Pencemaran Laut Timor

Kompas.com - 26/02/2017, 16:05 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kunjungan Kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Australia selama dua hari disambut sukacita oleh korban pencemaran Laut Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ketua Yayasan Ketua Tim Advokasi Rakyat Korban Montara, Ferdi Tanoni pemimpin kedua negara bisa membahas kasus pencemaran Laut Timor.

"Kami rakyat Timor Barat dan NTT sebagai tetangga terdekat Australia menyambut dengan sukacita kunjungan Presiden kami Joko Widodo ke Australia dan mendukung semua kerja sama bilateral antara kedua negar," kata Ferdi kepada Kompas.com, Minggu (26/2/2017) siang.

Ferdi berharap kerja sama antar dua negara bisa memberokan kesejahteraan bagi kedua warga negara itu. 

Menurut Ferdi, untuk menandai hubungan baru dan lebih solid antara masyarakat Indonesia dan Australia, pihaknya mendesak Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menyampaikan komitmennya untuk menuntaskan kasus tumpahan minyak Montara di Laut Timor.

Ferdi menuding, Pemerintah Federal Australia menolak dan mengabaikan Memorandum of Understanding (MoU) 1996, antara kedua negara tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut.

“Secara sepihak Australia menyalahi perairan Indonesia dan melakukan hal-hal kejam terhadap nelayan tradisional Indonesia di Laut Timor. Hingga hari ini di mana kami menjadi korban dari kerja sama kedua negara hanya demi kepentingan Australia,” katanya.

Ferdi menyebut, hingga tahun 2017, sudah 7,5 tahun sejak 21 Agustus 2009 petaka tumpahan minyak Montara di Laut Timor terjadi di perairan Australia.

Pihak Australia juga telah mengirimkan polusi minyak bercampur zat kimia yang sangat beracun yakni dispersant jenis Corexit 9572 dan 9572 A ke perairan Indonesia dan menghancurkan sekitar 78.000 kilo meter persegi perairan Indonesia dan sejak itu telah pula mengorbankan lebih dari 100.000 masyarakat miskin yang tinggal di pesisir laut.

“Yang kami tuntut terhadap Australia adalah hak hidup, harga diri, martabat dan kedaulatan kami yang telah dirampas oleh Australia dengan menghancurkan ladang mata pencaharian kami di Laut Timor dan Laut Sawu, bukan kami meminta bantuan Australia. Walaupun tingkat kesejahteraan kami jauh sekali perbedaan nya dengan bangsa Australia, tetapi kami menolak untuk menjadi tukang minta-minta,” ucap Ferdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com