Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujud Kerukunan, Nelayan Banyuwangi dan Bali Lomba Seberangi Selat Bali

Kompas.com - 30/11/2016, 16:31 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Puluhan nelayan mengikuti lomba perahu layar menyeberangi Selat Bali, Rabu (30/11/2016).

Mereka berangkat dari pesisir Pantai Waru Doyong Bulusan Kecamatan menuju pesisir Pulau Bali yang berhadapan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi yang berjarak sekitar 4 mil dengan menggunakan perahu layar yang disebut jukung oleh masyarakat setempat.

"Siapa yang pertama kali sampai ke pesisir Pantai Waru Doyong dialah yang menang dan mendapatkan hadiah," ujar Ketua Nelayan Bulusan, Sujarno, Rabu (30/11/2016).

Dia menambahkan peserta lomba bukan hanya berasal dari nelayan Banyuwangi tapi juga nelayan yang berasal dari Bali.

"Ini adalah bentuk kerukunan nelayan yang sama-sama mencari ikan di Selat Bali. Jadi tidak ada perbedaan mau nelayan Bali ataupun Banyuwangi sama saja," ucapnya.

Lomba perahu layar di Pantai Waru Doyong Bulusan Banyuwangi diawali sejak tahun 2000 dan dilaksanakan secara rutin setiap tahun pada hari Rabu terakhir bulan Sapar di penanggalan Jawa dan dikenal dengan tradisi Rabu Pungkasan.

Mereka mempercayai saat Rabu Pungkasan diturunkan 320 jenis bala atau bencana sehingga mereka melakukan selamatan di pantai dan libur melaut. Mereka juga melakukan ritual melarung kepala kambing ke laut.

"Karena libur melaut dan libur cari ikan, maka nelayan berlomba menyeberangi selat Bali menggunakan jukung dan akhirnya ya jadi kebiasaan sampai sekarang. Kalau tradisi rabu pungkasan ya sudah lama sejak leluhur kita," ucapnya.

Sementara itu, Muhammad Selamet, salah satu nelayan Bulusan, sengaja mencat perahunya yang diberi nama Kuda Laut agar keliatan baru. Dia juga mengganti layar perahunya dengan yang baru.

"Biaya ganti layarnya sekitar Rp 400.000. Soalnya kalo lomba ini kan mengandalkan angin dan layar tidak menggunakan mesin," ungkap dia.

Jika angin dalam keadaan bagus, untuk mencapai pesisir Bali dibutuhkan waktu sekitar 15 menit.

"Tapi ini sepertinya butuh waktu lama karena nggak ada angin," tutur laki-laki yang sudah 30 tahun melaut di Selat Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com