Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Impor Alutsista untuk Curi Ilmu yang Belum Kita Punya

Kompas.com - 25/11/2016, 13:31 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk memajukan industri pertahanan agar alat utama sistem senjata (alutsista) bisa diproduksi di dalam negeri.

Namun, meski demikian, Ryamizard tidak memungkiri bahwa pemerintah masih akan mengimpor alutsista dari luar negeri.

"Pengadaan alutsista (impor) hanya akan dilakukan apabila teknologi yang diperlukan belum mampu dibuat di dalam negeri," ujar Ryamizard seusai menerima dua helikopter tempur Full Combat SAR Mission EC-725 dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di hanggar final assy fixed wing PTDI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat, (25/11/2016).

Ryamizard mengatakan, tujuan pemerintah masih mengimpor alutsista dari luar negeri agar industri pertahanan Indonesia bisa belajar membuat teknologi yang lebih maju.

"Kita belajar juga. Jadi sambil beli kita buat, kita padukan. Kita harus cerdas, curi ilmu di mana-mana untuk memperkuat (pertahanan)," tuturnya.

Impor alutsista, lanjut Ryamizard, harus mengikuti amanat Undang Undang RI nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan.

Menurut dia, setiap mengimpor alutsista Pemerintah Indonesia mengajukan syarat agar teknologi yang dibeli bisa disertai dengan perjanjian transfer of tecnology (TOT).

"Kalau bisa buat kenapa harus beli. Kecuali teknologinya belum memadai. Tapi syaratnya harus TOT, kemudian imbal dagang, offset, lokal konten dan lain-lain. Mungkin bisa tukar dengan kelapa sawit untuk memajukan perdagangan juga," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com