Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPLHD: 60 Persen Hulu Sungai Cimanuk di Garut Rusak

Kompas.com - 23/09/2016, 21:43 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat menilai terjadi kerusakan di kawasan hulu sungai Cimanuk. Kerusakan ini menjadi salah satu penyebab meluapnya sungai Cimanuk yang mengakibatkan banjir bandang.

Kepala BPLHD Anang Sudharna mengatakan, dari seluruh luas kawasan hulu sungai tersebut, sebagian besarnya telah rusak akibat alih fungsi lahan.

"Mencapai lebih dari 60 persennya yang rusak," kata Anang di Bandung, Jumat (23/9/2016).

Baca juga: BNPB: Banjir Bandang di Garut karena Rusaknya Daerah Aliran Sungai Cimanuk

Alih fungsi tersebut, sambung Anang, mulai dari lahan perkebunan warga hingga kawasan wisata. Padahal, Pemerintah Provinsi Jabar telah menetapkan aturan pasti terkait rencana tata ruang dan wilayah yang salah satunya menyangkut kawasan hijau.

"Pemprov sudah menyusun RTRW. Jabar sudah menetapkan dalam kebijakan perda kawasan lindung dan perda RTRW, bahkan dalam RPJMD. Itu sudah didistribusikan, termasuk ke Garut," katanya.

Selain faktor kerusakan di kawasan hulu sungai Cimanuk, Garut memiliki topografi wilayah yang curam. Sehingga, air hujan akan turun dengan cepat ke wilayah hilir.

"Jadi selain catchment area yang rendah, topografi Garut juga curam. Sehingga air hujan langsung turun dengan cepat," ujarnya.

Baca juga: Kapolri Akan Bentuk Tim Investigasi Penyebab Banjir Bandang Garut

Dengan kondisi ini, air hujan yang meresap ke tanah hanya 20 persennya saja, sehingga sebagian besarnya mengalir deras ke hilir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com