Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Dokter Hewan Dikerahkan ke Pasar dan Lokasi Penjualan Hewan Kurban

Kompas.com - 05/09/2016, 14:20 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sepekan menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mengerahkan sedikitnya 150 dokter hewan untuk memantau dan memeriksa kesehatan hewan kurban. Pantauan dilakukan di sejumlah pasar hewan maupun tempat-tempat penjualan hewan kurban.

Pemantauan dan pemeriksaan pemotongan hewan kurban ini juga dilakukan bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan asisten ternak potong dari para mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro. Kerja sama dengan kedua lembaga tersebut merupakan kerja sama tahun kedua.

Kepala Disnakkeswan Provinsi Jawa Tengah Agus Wariyanto mengatakan, tim tersebut dibentuk berdasarkan intruksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Hal itu untuk menjamin ketersediaan dan keberadaan hewan kurban yang beredar ditengah masyarakat dalam kondisi yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).

"Kita cek kesehatannya, kita juga akan obati ternak yang sakit, kita tes ada cacingnya tidak dan juga pemberian vitamin supaya ternak tidak stres," kata Agus di sela-sela pengukuhan Tim Pemantauan dan Pemeriksaan Pemotongan Hewan Kurban 2016 di kompleks perkantoran Tarubudaya, Ungaran, Senin (5/9/2016).

Menurut Agus, penanganan hewan kurban yang baik sudah dilakukan sejak sebelum pemotongan, saat pemotongan, hingga perlakuan pada daging kurban.

Para mahasiswa yang tergabung dalam tim pemantauan ini sudah dibekali teknik cara merobohkan ternak yang baik sampai pada proses pengulitan dan penanganan daging pasca pemotongan.

Sebagai percontohan, tim ini akan secara intensif memantau dan memeriksa pemotongan hewan kurban di tujuh titik di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.

"Tahun lalu cuma empat lokasi di Kota Semarang, yakni Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Baiturrahman, Masjid Al Fakah dan Masjid Attaqwa. Tahun ini tambah tiga lokasi di Ungaran, yakni Masjid Istiqomah, Masjid Arrohman dan Masjid Agung Al Mabrur," kata Agus.

Pembantu Dekan FPP Undip Agus Setiyadi mengatakan, pihaknya akan menerjunkan sedikitnya lima mahasiswa di tiap lokasi pendampingan.

Selain memeriksa kesehatan hewan kurban, para mahasiswa itu juga membantu dalam proses perobohan hewan dan pengulitan.

Berdasarkan pengalaman pada Idul Adha tahun lalu, timnya masih menemukan sejumlah hewan kurban yang belum memenuhi persyaratan.

"Jeroan sebaiknya juga direbus dulu, jangan dicampur dengan daging karena banyak bakteri pembusuk pada jeroan," kata Agus Setiyadi.

Salah seorang mahasiswa yang tergabung dalam tim, Mahardika Wisnu Saputra, mengatakan, dari pengalaman pendampingan pada Idul Adha tahun sebelumnya, ia melihat sebagian masyarakat belum mengetahui tata cara penyembelihan yang baik terutama pada proses perobohan.

Teknik perobohan yang berlaku selama ini masih dilakukan secara kasar tanpa memperhatikan unsur-unsur animal welfare. "Itu kan melukai ternak," kata Wisnu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com