Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kejadian di Medan Hanya Dilakukan Segelintir Orang, Kita Harus Bijaksana"

Kompas.com - 29/08/2016, 12:30 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Pimpinan Pusat Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD), Bishop Pendeta Elson Lingga, mengatakan, penyerangan terhadap pimpinan agama, seperti yang terjadi di Gereja Katolik Santo Yoseph, Medan, bisa terjadi di mana saja.

Elson berharap agar jemaat di seluruh Indonesia mendoakan pemerintah supaya dapat menjalankan roda pemerintahan dengan baik dan aman karena mungkin pemerintah saat ini kewalahan menghadapi banyaknya persoalan bangsa.

"Orang Kristen harus berdoa agar semua masyarakat kita bisa menerima keadaan ini walau pahit. Kita berharap pemerintah bisa mengatasi semua persoalan ini," kata Elson di sela-sela acara Jubileum 25 tahun GKPPD di Medan, Senin (29/8/2016).

Ia menilai bahwa tindakan teror itu hanyalah ulah segelintir orang yang mengatasnamakan agama, sama halnya dengan yang dialami jemaat di Aceh Singkil.

(Baca juga: PGI Kecewa Konstitusi Tak Berdiri Tegak di Aceh Singkil)

"Kejadian di Medan hanya dilakukan segelintir orang, kita harus bijaksana menyikapi ini," ujarnya.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Protestan Kementerian Agama RI Andar Gultom juga menyatakan hal yang sama. Menurut dia, pelaku percobaan bom bunuh diri di Medan hanya ingin merusak kerukunan umat beragama di Sumatera Utara.

"Biar aparat yang bekerja dan menyelidikinya, masyarakat khususnya umat Kristen tidak perlu terprovokasi. Jaga terus kerukunan dan kedamaian antarumat beragama di sini, Sumut itu barometer," kata Andar di acara yang sama.

Sementara itu, pendiri Aliansi Sumut Bersatu (ASB), Veryanto Sitohang, mengecam keras tindakan yang melanggar kebebasan beragama dan menjalankan keyakinan dengan nyaman dan kondusif.

"Percobaan pembunuhan kepada pemuka agama adalah salah satu tindakan kekerasan dan kriminal. Polisi dan pemerintah harus mengusut tuntas kasus ini supaya jemaat bisa beribadah dengan tenang," ucap Veryanto.

Ia meminta pemerintah memberikan bantuan psikologis atau trauma healing kepada jemaat yang mengalami trauma pasca-kejadian.

Veryanto mengajak seluruh masyarakat untuk tenang dan tetap mempertahankan kerukunan dan penghormatan antarumat beragama di Kota Medan.

Percobaan bom bunuh diri dan penyerangan terhadap Pastor Albret S Pandingan (60) terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph di Jalan Dr Mansur, Medan, pada Minggu (28/8/2016) pagi.

Pelaku berinisial IAH (18), warga Jalan Setia Budi, diamankan polisi dengan tubuh dan wajah penuh luka.

Adapun pastor dibawa ke RS Elisabeth, Medan, untuk mendapat perawatan medis akibat luka ringan di lengan kirinya.

(Baca juga: Ini Kronologi Percobaan Bom Bunuh Diri di Gereja Katolik di Medan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com