Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkikis Abrasi, Rumah Warga di Perbatasan Sebatik Sebagian Menggantung

Kompas.com - 16/08/2016, 09:44 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Belasan rumah warga di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mulai menggantung karena tanah sebagai pondasi rumah terkikis oleh abrasi pantai.

Bahkan beberapa rumah warga sebagian ambruk karena saking parahnya terkikis oleh abrasi pantai.

Salah satu warga Desa Manurung, Umar mengaku rumah yang ditempatinya ambruk saat dia tertidur lelap.

"Ambruknya Jumat lalu saat saya tertidur di lantai atas. Hujan deras tahu-tahu retak terus ambruk,” ujarnya, Selasa (16/08/2016).

Beruntung, Umar bisa menyelamatkan diri saat rumah yang dtempatinya ambruk. Akibat longsor, separuh bagian belakang rumah yang ditempatinya amblas ke pantai.

Sementara rumah bagian belakang tetangga Umar rumah terlihat menggantung karena pondasi tanah turut amblas ketika hujan deras mengguyur Sebatik, Jumat lalu.

Hani mengaku telah berupaya menanam pasak beton sebelum membangun rumahnya. Namun kuatnya abrasi pantai membuat rumahnya saat ini terancam ambruk.

“Padahal kami sudah pancang di luar, 76 itu beton. Itukan kami mencegah, akhirnya terjadi juga. Jadi MCK itu kan sudah mulai terkikis, jadi gantung dia," jelas Hani.

Selama 5 tahun terakhir, menurut Hani, abrasi pantai telah mengikis lebih dari 10 meter panjang pantai. Rumahnya yang dulu dibangun jauh dari pantai kian hari semakin dekat dengan bibir laut.

Di mengaku akan mengungsi ke tempat lain jika keadaan rumahnya semakin mengkhawatirkan.

"Pantai itu makin dekat tiap tahun. Kita masih cari cari lahan untuk pindah,” imbuh Hani.

Data dari Badan Penanaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nunukan mencatat, lebih dari 10 rumah warga yang dibangun di bibir pantai masuk ketagori rawan longsor karena pondasi rumah mulai terkikis abrasi.

BPBD hanya mampu mengimbau masyaraat untuk segera pindah karena rumah mereka sudah sangat mengkhawatirkan.

"Kita hanya bisa menghimbau agar warga pindah ke tempat yang lebih aman. Kita hanya bisa memantau daerah yang rawan bencana,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Nunukan, Muhammad Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com